Email

# Email Redaksi : parahyanganpost@yahoo.co.id, parahyanganpostv@gmail.com - Hotline : +62 852 1708 4656, +62 877 7616 1166

Senin, 31 Januari 2011

STIAMI 28th Anniversary



Tebar Cinta Lewat Musik

“Menjadi Kampus Pilihan yang Dicintai”, demikian tajuk peringatan hari lahir STIAMI (Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Mandala Indonesia) ke-28 yang terhelat di Integrity Convention Center, Mall Mega Kemayoran pada Jumat, 28 Januari 2011.

Jakarta, Parahyanngan Post - Sejak berdiri pada 27 Januari 1983, hingga kini STIAMI, telah memperoleh kepercayaan pemerintah dan masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan tinggi karena mampu melahirkan talenta-talenta akademi menjanjikan. STIAMI telah mencetak ribuan alumni berkelas yang memberi kontribusi besar bagi pertumbuhan sosial, pendidikan dan ekonomi di tanah air. Untuk itu, selain sebagai wujud syukur kepada Tuhan, peringatan hari jadi ini menjadi pengenalan STIAMI secara global kepada calon mahasiswa baru mereka.

Sementara itu, deretan acara yang menjejali acara ini tak hanya diisi kegiatan akademis dan seremonial hari lahir. Tetapi juga kegiatan non akademis seperti penampilan band-band yang saat ini cukup populer di kalangan remaja. Sebut saja Pee Wee Gaskin, The En7oy, Sangaji, dan Parcel feat. Edwin Cokelat.

“Tahun ini kami ingin membuat satu perubahan dalam hal kegiatan seremoni. Musik itu kan satu kegiatan yang disukai anak muda, jadi kalau kampus kami mau dicintai harus menampilkan sesuatu yang digandrungi anak muda,” tutur M. Agus Cholik, SE, MM selaku Wakil Ketua III STIAMI.

Acara yang dimulai pukul 14.00 ini dilengkapi sebuah program bertema “Program STIAMI Peduli SMA”. “Program ini kami buat sebagai bentuk perhatian pada anak-anak SMA yang ingin masuk STIAMI tapi mengalami kesulitan biaya. Dengan situasi apapun bisa kami upayakan,” beber Agus lagi.

Setelah acara utama kelar, saatnya memanjakan ratusan mahasiswa/i STIAMI yang sudah tak sabar menanti band-band pujaan mereka. The En7oy membuka penampilan dengan “Mars STIAMI” yang dilanjutkan dengan “Selamat Ulang Tahun” dari Jamrud. Penampilan Sangaji yang membawakan lagu “Cinta Satu Malam” dengan versi mereka membuat suasana sedikit liar. Tak sedikit mahasiswa yang ikut bernyanyi dan berjingkrak. Parcel feat. Edwin Cokelat yang tampil nge-rock dengan mengumandangkan “We Will Rock You” milik Queen juga tak kalah menggugah selera. Namun bintang sesungguhnya tentu saja Pee Wee Gaskin. Band yang baru merilis full album ini menampilkan beberapa hits mereka seperti “Dari Mata Sang Garuda” dan “Di Balik Hari Esok”. Penonton pun sontak merangsek ke bibir panggung. Ada yang berbeda dari penampilan band yang namanya diambil dari salah satu tokoh serial killer asal North Carolina, Amerika Serikat ini. Kelima personelnya menyembunyikan tato yang menempel di sekujur tubuh mereka dengan pakaian yang serba ‘tertutup’. Wah, ini pasti pesan panitia!

Setelah Pee Wee Gaskin, salah satu band bernama Edelweis tampil garang membawakan “Bintang Kehidupan” milik Nike Ardilla dengan aransemen heavy metal yang menggerus gendang telinga namun tetap dengan semangat cinta damai.

Selama 28 tahun eksistensi STIAMI di dunia akademi, mereka memang pernah mengadakan kegiatan seperti ini. Tapi tahun ini sedikit berbeda dengan menampilkan kegiatan multi rupa terutama dilihat dari sisi para penampil. STIAMI nampaknya ingin menebarkan pesan cinta lewat musik, tak melulu lewat aksi-aksi akademis yang formal. Selamat ulang tahun STIAMI dan sukses selalu! * (riki noviana/rat/pp).


Minggu, 23 Januari 2011

Indonesian Youth Mini Conference (IYMC) 2011 Wujud Kepedulian Aktivis Muda Lingkungan


Miss Indonesia Earth 2009 mendukung kelompok pendidikan lingkungan Sampoerna School of Education (SSE) dalam kegiatan konferensi lingkungan hidup

Jakarta, Parahyangan Post - Mahasiswa STKIP Kebangkitan Nasional-Sampoerna School of Education (SSE) yang tergabung dalam kelompok The Green Teachers mengadakan Indonesian Youth Mini Conference 2011. Konferensi anak muda di bidang lingkungan yang memberikan kesempatan kepada aktivis muda Indonesia untuk saling berbagi dan menginspirasi. Kegiatan ini merupakan pertama kalinya digelar dan diharapkan dapat menjadi wadah bagi para aktivis muda dari berbagai daerah untuk bertukar pikiran dan berdiskusi mengenai lingkungan hidup.

Konferensi ini mengusung tema “Youth Action for a Sustainable Future” dengan mengedepankan tiga topik utama: Penemuan atau Inovasi Teknologi Ramah Lingkungan; Kegiatan 3R (Reuse, Reduce, dan Recycle); dan Aktivitas Hijau. Tema besar kegiatan ini menggambarkan pentingnya peranan aksi anak muda untuk menciptakan satu masa depan cerah yang berkelanjutan.

Beberapa pembicara yang hadir dalam acara ini antara lain Miss Indonesia Earth 2009, Nadine Zamira Syarief, kelompok musik menggunakan suara Indo BeatBox, Masyarakat Komik Indonesia, dan Jaringan Pendidikan Lingkungan. Selain itu, konferensi juga menghadirkan pembicara muda hasil Call for Papers yang sebelumnya telah melewati proses seleksi terlebih dahulu. Hanya 10 paper terpilih dari puluhan paper terkirim yang mendapatkan kesempatan mengikuti IYMC 2011.

Kegiatan ini sepenuhnya diselenggarakan oleh mahasiswa, mereka hanya dibimbing oleh satu dosen pembimbing. Tujuan dari kegiatan ini adalah melatih kepekaan mahasiswa calon guru terhadap isu-isu lingkungan dalam dunia pendidikan dan bagaimana pendidik dapat berperan dalam menciptakan pembangunan yang berkelanjutan, “ tutur Prof. Dr. Paulina Pannen selaku Dekan SSE di sela-sela IYMC 2011. “Sedangkan kelompok pendidikan lingkungan mahasiswa SSE dibentuk untuk menjadi pioneer kelompok mahasiswa calon guru yang tidak hanya beraksi lewat kegiatan hijau secara langsung, namun juga berkomitmen untuk mengintegrasikan prinsip keberlanjutan lingkungan hidup dalam pembelajaran di kelas,” tambah Paulina.

Kegiatan yang dimotori oleh Yosea Kurniawan, mahasiswa SSE angkatan 2009, tidak hanya berupa seminar, tetapi juga berupa Hands on Experience, yang mendorong peserta berkampanye lingkungan melalui karya seperti, komik, drama, dan musik. Peserta konferensi juga akan diajak membuat karya dan menampilkannya di akhir acara. Selain itu, ada juga sesi diskusi kelompok yang akan menjadi ajang saling mengenal dan memperluas jaringan komunitas mereka.

Indonesian Youth Mini Conference 2011 mengundang anak muda Indonesia yang memiliki passion dalam penyelamatan lingkungan untuk menjadi sosok yang inspiratif,” ungkap Yosea Kurnianto, koordinator umum IYMC 2011 ini. “Sering kali suara kami tidak didengar, tetapi kami tetap berusaha untuk bergerak. Inilah yang perlu kita contoh, gerakan dalam keterbatasan. IYMC 2011 memiliki dua fungsi, yakni berbagi inspirasi dan menumbuhkan sosok inspiratif”, imbuh Yosea dengan antusias. (rel)

"Bagaimana Membuat Kaum Miskin 'Bankable'?:

Direktur LPPM STEI Tazkia, Dr. Yulizar Djamaludin Sanrego menjadi salah satu pemateri pada kajian bulanan perdana yang diadakan oleh Majalah Sharing yang bekerja sama dengan Bank Sinar Mas Syariah. tepatnya pada hari Senin lalu(18/01/110), Kajian yang bertempat di Plaza Sinarmas Jakarta tersebut bertemakan "Bagaimana Membuat Kaum Miskin 'Bankable'?: Integrasi ZISWAF dan Modal Sosial dalam Pemberdayaan Berbasis Kelompok di Indonesia". Acara ini terselenggara berkat kerjasama majalah Sharing dan Bank Sinar Mas Syariah.

Kajian tersebut bertujuan untuk memberikan solusi terhadap permasalahan klasik yang dihadapi oleh mayoritas penduduk Indonesia yang berada di bawah garis kemiskinan. Mereka dianggap tidak bankable karena mereka tidak memiliki asset berharga untuk dijadikan jaminan ketika mereka mengajukan kredit ke bank konvensional atau bahkan ketika mengajukan pembiayaan ke bank syariah. Padahal, bantuan dana sangat mereka butuhkan tidak hanya untuk dijadikan modal usaha, tetapi bahkan untuk memenuhi kebutuhan dasar akan pangan, tempat hunian, dan kesehatan.

Sanrego membahas sebagian dari disertasinya yang mengkaji masalah social capital dengan studi kasus para nasabah pada Program Ikhtiar yang dilakukan oleh Koperasi Baytul Ikhtiar di Bogor. Pola group lending model yang diterapkan pada program tersebut dikaji dengan analisis psikologi ekonomi. Penelitian tersebut membuktikan bahwa program yang diselenggarakan oleh BAIK ini selain telah terbukti sukses dalam memperkuat modal sosial pada kelompok masyarakat miskin, juga telah terbukti dapat merubah perilaku menabung para nasabah menjadi lebih baik. Taraf hidup masyarakat sekitar menjadi membaik setelah mereka mengikuti program tersebut.

Selain Dr Sanrego, para pemateri lainnya adalah Bapak Latif, Manajer BAIK (Baytul Amanah Ikhtiar), dan Ibu Ir. Nana Mintarti, MP, Direktur IMZ (Indonesia Magnificence of Zakat). Keduanya menjelaskan pengalaman masing-masing di BAIK dan di IMZ dalam mengaplikasikan pola pembiayaan berbasis kelompok yang diberikan kepada masyarakat -yang mereka sepakat untuk menamainya super mikro, karena saking miskinnya kondisi ekonomi mereka- baik di pedesaan, di kampong nelayan, atau para buruh migran di perkotaan.

Kajian ini dihadiri oleh berbagai kalangan, dari mulai akademisi, praktisi perbankan syariah, sampai kepada praktisi dan pemerhati microfinance. Dari kalangan akademisi, hadir para peneliti dan dosen, termasuk dari STEI Tazkia dan UKM Center Universitas Indonesia. Dari kalangan praktisi perbankan syariah, hadir para bankir syariah diantaranya dari BNI Syariah dan Bank Sinarmas Syariah. Dari kalangan praktisi microfinance, hadir perwakilan dari BAIK, Hijrah Dana Mikro, dan Baznas. Hadir pula beberapa perwakilan dari media massa untuk meliput kajian ini.

Setelah para pemateri memaparkan kajian dan pengalamannya di lapangan, para peserta sangat antusias untuk bertanya, memberikan komentar, atau berbagi pengalaman dalam menjalankan pemberian pembiayaan mikro. Di akhir diskusi, salah satu kesimpulan dan solusi yang bisa diambil adalah bahwa perbankan syariah selain berfungsi sebagai lembaga intermediasi keuangan, juga dapat difungsikan sebagai social intermediary. Jika untuk menyalurkan pembiayaan ada plafon minimal dan persyaratan yang pada praktiknya tidak terjangkau oleh kalangan super mikro, bank syariah dapat berfungsi sebagai lembaga intermediasi sosial, misalnya dengan menyalurkan dana zakat dari para karyawan dan nasabah untuk tujuan ultra micro financing. Selain itu, bank syariah juga dapat memaksimalkan linkage program dengan lembaga keuangan mikro syariah seperti BMT dan Koperasi Syariah. (rel)