Email

# Email Redaksi : parahyanganpost@yahoo.co.id, parahyanganpostv@gmail.com - Hotline : +62 852 1708 4656, +62 877 7616 1166

Minggu, 16 Januari 2011

Diskusi Policy Dialog


Jaminan Kesehatan Untuk Semua

JAKARTA, PARAHYANGAN POST – Untuk mewujudkan ‘Universal Coverage’ sebagai hak rakyat setiap penduduk memperoleh akses pelayanan kesehatan,mebutuhkan kebulatan tekad seluruh pemangku kepentingan antar sektor secara vertikal dan horisontal.

Paparan tersebut menjadi topik dalam diskusi policy dialog tentang jaminan kesehatan untuk semua yang digagas oleh Persatuan Ahli Manajemen Jasa Asuransi Kesehatan Indonesia (PAMJAKI),beberapa waktu lalu di wisma YTKI,Jakarta.

Sebagai narasumber dalam diskusi tersebut, Prof.Hasbullah Thabrany mantan ketua PAMJAKI (1998-2010), Rieke Diah Pitaloka (anggota komisi IX DPR RI), Aditya Warman (APINDO), Marius Wijayanto (Yayasan Pemberdayaan Kesehatan Indonesia) dan Yanuar.

Baik nara sumber maupun peserta dialog sepakat bahwa tidak ada alasan lagi bagi pemerintah untuk menunda penerapan Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) yang merupakan amanat Undang – Undang Dasar (UUD) 1945. Diskusi Policy Dialog tersebut merupakan tindak lanjut dari Asia Pasific Summit on Health Insurance 2010, Universal Coverage, Chalenges Opportunities di Sanur Bali beberapa waktu lalu. * (rat/pp)

Selasa, 11 Januari 2011

Pengguna Napza Suntik Berisiko Tertular HIV

AIDS merupakan gejala menurunya kekebalan tubuh akibat HIV. Pertumbuhan kasus HIV pada pecandu Narkoba khususnya pengguna jarum suntik IDU (Injection Drug User) semakin cepat. Delapan puluh delapan persen kasus HIV di Indonesia adalah pengguna napza suntik. Enam sampai sembilan dari sepuluh pecandu napza suntik memiliki kemungkinan tertular HIV.

Berdasarkan data terakhir kasus HIV dan AIDS di Indonesia menunjukan bahwa 49 persen penularan virus HIV disebabkan oleh perilaku seks dari hubungan heteroseksual dan 40 persen disebabkan oleh pemakaian jarum suntik pengguna narkoba.

Di DKI Jakarta, hampir 70 persen penularan virus HIV disebabkan oleh pemakaian jarum suntik secara bergantian oleh para pengguna narkoba, 20 persennya disebabkan oleh perilaku seks bebas dan seks menyimpang, dan satu persennya lagi disebabkan oleh pertukaran (transfusi) darah.

Rata-rata orang yang terinfeksi virus HIV dan AIDS berusia antara 19 – 25 tahun. Angka kumulatif kasus HIV dan AIDS di DKI Jakarta dari tahun 1987 sampai Agustus 2010 sebanyak 7.018 kasus. Sepanjang tahun 2010 ada 1.238 kasus, 603 kasus berasal dari penularan jarum suntik pengguna narkoba. Bahkan yang lebih mengejutkan sebagaimana data yang dirilis Komisi Penanggulangan AIDS Propinsi DKI Jakarta berdasarkan data pekerjaan sepanjang tahun 2010, Ibu Rumah Tangga menduduki angka tertinggi yaitu sebanyak 143 orang.

Menurut Rohana Manggala, selaku Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS Porpinsi (KPAP) DKI Jakarta, ‘HIV dan AIDS merupakan isu bersama, untuk itu upaya pencegahannya akan semakin terasa manfaatnya apabila dilakukan bersama-sama, baik oleh pemerintah, swasta, LSM maupun masyarakat. Untuk itu KPAP DKI Jakarta bekerjasama dengan Yayasan Unilever dan Yayasan Cinta Anak Bangsa, senantiasa memberikan pemahaman kepada masyarakat akan pentingnya berperilaku hidup bersih dan sehat untuk mencegah peyebaran virus HIV.

Selain itu, lanjut Rohana, melihat perkembangan penularan HIV yang begitu pesat khususnya di DKI Jakarta, kita semakin bertekad untuk mampu menuntaskan target yang kita inginkan. Minimal mampu memperdayakan orang-orang yang sudah terinfeksi untuk tetap optimis hidup layak dan memiliki akses yang seluas-luasnya terutama bagi usia 19-25 tahun terhadap perolehan pendidikan yang lengkap. * (ratman/pp)

Sekilas Tetang KPAP DKI Jakarta

Komisi Penanggulangan AIDS Propinsi DKI Jakarta, sebuah organisasi non struktural yang dipimpin oleh Gubernur Prop.DKI Jakarta selaku Ketua KPA Propinsi. Memiliki visi, Jakarta sehat terhindar HIV/AIDS, sedengkan misinya, meningkatkan kesadaran masyarakat akan resiko penularan HIV agar terbentuk perilaku aman untuk terhindar dari HIV dan IDS.

Menyediakan pelayanan HIV dan IDS yang komprehensif dan berkesiambungan. Menyediakan dukungan terhadap Orang Dengan HIV/AIDS agar mereka bisa hidup layak tanpa stigma dan diskriminasi. Mencegah dan mengurangi penularan HIV, meningkatkan kulaitas hidup ODHA serta menguragi dampak sosial dan ekonomi akibat HIV pada individu, keluarga dan masyarakat. Mencegah 16.000 kasus infeksi HIV pada tahun 2010 dan 36.000 pada tahun 2012.(*)

Tip’s

Pecandu narkoba suntik sangat beresiko tertular HIV dan AIDS, Hepatitis B dan C. Jika belum mampu berhenti menggunakan Napza suntik, perhatikan kebersihan peralatan suntiknya,agar terhindar dari abses pendarahan ataupun dampak lain yang membahayakan tubuh. Penggunaan lebih dari satu jenis obat dapat menyebabkan over dosis (OD).

Pecandu narkoba suntik bisa mengurangi resikonya jika ada dukungan dari kita semua dengan tidak mendiskriminasikan mereka. Berhentilah menggunakan Napza suntik. (*)

Sinta Kaniawati, General Manager Yayasan Unilever Indonesia

Edukasi Untuk Kalangan Muda

Jakarta Stop AIDS (JSA) merupakan sebuah program kemitraan selama lima tahun dari Yayasan Unilever Indonesia, Yayasan Cita Anak Bangsa dan Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Prop.DKI Jakarta yang fokus kepada program pencegahan primer kepada siswa/siswi SMP/SMA.

Menurut Sinta Kaniawati,selaku General Manager Yayasan Unilever Indonesia disela-sela pres konfrensi menyambut hari AID sedunia di Jakarta beberapa waktu lalu,mengatakan bahwa sampai tahun 2009, JSA telah mengedukasi 30 SMP/SMA di Jakarta Pusat. Dan pada tahun 2010 sudah menjangkau 50 SMP/SMA, untuk 5 (lima) tahun kemitraan, JSA memiliki target untuk menjangkau 400 SMP/SMA.

PT.Unilever sendiri,lanjut Sinta telah meluncurkan program peduli/awareness HIV AIDS sejak tahun 2003. Pada peringatah hari AIDS sedunia, Desember 2010 kali ini, merupakan tahun ke 10 (sepuluh) tahun Yayasan Unilever Indonesia aktif dalam program peduli HIV dan AIDS.

Kampanye HIV AIDS preventio program ditujukan pada seluruh masyarakat Indonesia, khususnya bagi remaja yang dalam hasil penelitian menunjukan prevelensi yang tinggi.

Fokus edukasi kepada kaum muda,diakui Sinta Kaniawati bertujuan agar remaja sadar akan pentingnya memiliki penetahuan yang benar tentang HIV dan AIDS serta Narkoba, tahu penularan dan pencegahannya. Kemudian peduli untuk menginformasikannya kepada lingkungan di sekitar mereka,jelasnya. Disisi lain Sinta juga menegaskan agar para remaja tahu bagaimana bersikap dan menerima Orang Dengan HIV dan AIDS (ODHA). * (ratman/pp)

Pelantikan Pengurus FKBD Periode 2011 – 2013


Memasuki awal tahun baru,tepatnya pada tanggal 02 Januari 2011 lalu,di Plaza Ramayana, Depok, merupakan tonggak sejarah bagi perjalanan organisasi Forum Komunitas Band Depok (FKBD). Hal ini ditandai dengan dikukuhkannya pengurus baru periode 2011 – 2013. Serah terima dan pengukuhan kepengurusan yang baru dihadiri oleh, mantan Ketua Umum FKBD yang lama, saudara Doni dan Ketua Umum FKBD periode 2011 – 2013, Arianisti Zulhanita Putri (Alya). Selain itu juga terlihat, Firdaus Adjum (General Manager, Bias Event Organizer) dan General Manager Ramayana Plaza, Depok.

Dalam kata sambutannya, Alya selaku Ketua Umum FKBD yang baru, mengharapkan dukungan dan kerjasamanya dari semua anggota FKBD. “Kedepan tantangan FKBD akan semakin komplek, untuk itu kepada seluruh anggota diharapkan selalu menjaga kekompakan,kebersamaan,demi untuk kemajuan FKBD dimasa mendatang,’tegas Alya.

Sementara itu Doni, selaku mantan Ketua Umum FKBD sangat berharap agar FKBD bisa semakin maju dimasa depan, sesuai dengan harapan dan cita-cita para pendirinya.

Forum Komunitas Band Depok (FKBD) sebagai wadah bagi generasi muda untuk menyalurkan bakat dan kreativitasnnya, agar mampu mengaplikasikan seni bermusiknya sehingga memberi manfaat bagi bangsa dan negara serta warga masyarakat.

Bersama partner kerjanya, seperti Yayasan Putri Depok,dll sejauh ini FKBD telah aktif melaksanakan berbagai kegiatan pagelaran musik, penggalangan dana untuk korban bencana Merapi, Wasior dan Mentawai,bantuan untuk yatim piatu Yayasan Al Mahdi dan bantuan untuk anak-anak jalanan di sekitar terminal Depok. * (ratman/pp)

Sajian Khas Wisata Alam Pangjugjugan




Hanjeli Yang Hampir Punah

Sumedang, Parahyangan Post - Dalam sajian sehabis makan siang selepas acara pagelaran seni sunda di Wisata Alam Pangjugjugan belum lama ini, di dapati bersama sajian lain makanan khas kecamatan Pamulihan Peuyeum Hanjeli. Makanan unik ini rupanya sangat mengundang perhatian pengunjung, karena di kabupaten Sumedang pun hanya di kecamatan Pamulihan saja ada jenis makanan tersebut. Peuyeum hanjeli enak rasanya manis dan memilki citra rasa yang berbeda dengan peuyeum singkong dan peuyeum beras ketan. Peuyeum hanjeli sangat di minati para tamu yang datang pada saat itu. Makanan yang satu ini ternyata sudah hampir punah karena pohonnnya pun di Pamulihan susah di dapat.
Seorang perempuan yang tua renta yang membuat peuyeum hanjeli di Cilembu. Ma Uwat demikian di panggilnya perempuan yang sudah menginjak usia 81 tahun ini ternyata hanya satu-satunya yang bisa membuat peuyeum hanjeli.
Di desanya desa Cilembu pohon Hanjeli menurut Ma Uwat sudah ada sejak tahun 1949. Dulu di Cilembu pohonnya cukup banyak. Tetapi dari tahun ke tahun pohon hanjeli terus berkurang. Hal ini disebabkan karena para petani kurang menyukai menanam hanjeli. Apalagi tahun ini di ujung tahun 2010, Ma Uwat seorang perempuan yang masih kelihatan segar ini, sangat prihatin karena pohon hanjeli tidak di minati. Ma Uwat bertutur bahwa hanjeli sebenarnya bisa menjadi sajian yang enak dan menarik. Karena hanjeli bisa di buat menjadi berbagai jenis makanan, bisa di bubur yang di campur gula dan santan, bisa di buat goreng ketan, di buat dodol juga jenis lain.
Rasa prihatinnnya yang dalam karena pohon hanjeli tidak di minati rupanya menggugah hati seorang H. Djajat yang meminta bantuan Ma Uwat untuk menanam hanjeli di kawasan Wisata Alam Pangjujgjujgan yang dia miliki. Ma Uwat mengaku dialah yang membuatnya seorang diri makanan dari hanjeli di tempat digelarnya acara pagelaran seni sunda tersebut.
Seiring dengan usianya yang semakin tua, seiring pula dengan punahnya pohon pohon hanjeli di Cilembu, Ma Uwat kehilangan harapan mungkin suatu masa ketika dirimya sudah tidak ada di alam wisata pangjugjugan tidak akan pernah ada lagi peuyeum hanjeli.Karena siapa lagi yang akan menanam pohon pohon itu,dan siapa lagi yang bisa membuat sajian khas dari hanjeli. Harapannya sudah semakin tipis,t etapi dia akan merasa bangga karena walau sudah tua renta masih bisa membuat sajian istimewa untuk para tamu Wisata Alam Pangjugjugan. Seandainya pohon hanjeli dilestarikan dan dikembangkan bukan hal yang tidak mungkin jika suatu saat jenis makanan dari hanjeli akan menjadi produk unggulan kecamatan Pamulihan selain ubi Cilembu yang sekarang ini telah terkenal sampai ke luar negeri. * (nuning)