Bandung, Parahyangan Post
- Greenpeace menggelar pelatihan Citizens Journalism atau Jurnalisme Warga bagi
masyarakat Sungai Citarum yang berasal dari empat area industri; Majalaya,
Baleendah/Dayeuhkolot, Banjaran dan Rancaekek (25/04/2012). Pelatihan yang
berlokasi di Majalaya ini, diikuti oleh masing-masing lima perwakilan
masyarakat dari tiap area industri.
“Materi pelatihan yang diberikan antara
lain mencakup materi Citizens Journalism, teknik menggunakan web site
waterpatrol untuk melaporkan pencemaran limbah industri dan juga simulasi
lapangan mendokumentasikan dan melaporkan pencemaran limbah industri”, ujar
Ahmad Ashov, Jurukampanye Air Greenpeace Indonesia. Simulasi lapangan dilakukan
di beberapa titik di daerah industri Majalaya dimana pencemaran limbah industri
biasa ditemui yaitu di Sasak Bejol, Cikacembang dan Cipadaulun. “Temuan-temuan
dari simulasi lapangan tersebut kemudian dilaporkan melalui web site
waterpatrol”, lanjutnya.
Pelatihan bagi masyarakat ini
merupakan tindak lanjut dari peluncuran web site waterpatrol pada bulan
Februari lalu. “Sampai saat ini ada 120 masyarakat yang terdaftar sebagai
pengguna aktif web site waterpatrol dan beberapa laporan pencemaran limbah
industri yang berasal dari pengguna aktif tersebut”, ujar Hilda Meutia,
Koordinator Water Patrol Greenpeace Indonesia. Partisipasi aktif masyarakat
dalam melakukan pengawasan, pelaporan dan pengaduan pencemaran khususnya oleh
limbah B3 merupakan hak setiap orang yang dijamin oleh peraturan
perundang-undangan Indonesia dan merupakan elemen penting dalam mencegah
pencemaran limbah industri khususnya di Sungai Citarum yang sudah begitu
kronis.
Data terakhir dari Pemerintah
tentang kualitas air Sungai Citarum tahun 2010 menunjukkan bahwa dari sepuluh
titik pantau mutu air Sungai Citarum dinyatakan dalam kategori berbahaya atau
cemar berat disemua titik pantau tersebut, termasuk empat titik pantau di
Majalaya, Sapan, Cijeruk dan Dayeuhkolot yang melingkupi empat area asal
perwakilan masyarakat yang mengikuti pelatihan. Salah satu parameter yang
secara signifikan melewati ambang batas adalah kandungan bahan kimia beracun
Fenol yang dapat berasal dari limbah cair industri tekstil, khususnya yang
mempunyai proses pencelupan, pemutihan (bleaching) dan finishing3.
Di bagian hulu Sungai Citarum, terhitung hingga 72% industri yang beroperasi
adalah industri tekstil dan berpotensi mencemari Sungai Citarum.
Pada tahun 2011 yang lalu,
Greenpeace melalui kampanye detox berhasil mendorong enam merk pakaian ternama
dunia; Nike, Adidas, Puma, H&M, C&A dan Li-Ning untuk berkomitmen
memastikan produk dan seluruh rantai produksi dan supply mereka bersih dari
bahan kimia beracun dan berbahaya dan juga untuk bekerjasama dengan pemasok
mereka di seluruh dunia, termasuk di Indonesia, untuk memastikan bahwa komitmen
tersebut terimplementasikan.
“Semua warga negara berhak atas
lingkungan yang bersih dan sehat, tak terkecuali air”, kata Deni Riswandini,
Ketua Elingan PKK DAS Citarum. Populasi penduduk yang yang disuplai dari Sungai
Citarum adalah sebanyak 25 juta (15 juta dari Jabar dan sisanya DKI Jakarta).
“Sangat ironis memang, kendati air Sungai Citarum sudah tercemar, namun banyak
masyarakat yang masih menggunakannya sebagai sumber air. “Hal ini yang perlu
segera disadari dan ditangani, agar ekosistem di sekitar DAS Citarum kembali
normal”, ujarnya.
Greenpeace mengajak masyarakat luas,
khususnya masyarakat di daerah aliran sungai Citarum, untuk berperan aktif
mengawasi dan melaporkan pencemaran limbah oleh industri untuk mendorong
pemerintah mulai beraksi dan bertindak tegas untuk melindungi sumber air yang
menjadi sumber kehidupan bagi lebih dari 28 juta orang ini dan juga untuk
mendorong industri beralih ke sistem produksi bersih demi menjamin masa depan
dan sumber air yang bebas bahan kimia beracun dan berbahaya.
Masyarakat luas dapat menggunakan
web site waterpatrol untuk melaporkan dugaan pencemaran air khususnya oleh
limbah industri menggunakan alat elektronik sehari-hari seperti kamera dan
handphone dengan akses internet melalui alamat :
waterpatrol.greenpeace.or.id/mobile dan juga melihat laporan-laporan dugaan
pencemaran air melalui alamat: waterpatrol.greenpeace.or.id. (rt/pp/rl)
Kontak:
BalasHapusAhmad Ashov Birry, Jurukampanye Air Greenpeace Indonesia, 0811 1757246
Hilda Meutia, Koordinator Water Patrol Greenpeace Indonesia, 0812 2048037
Deni Riswandini, Ketua Elingan PKK DAS Citarum, 08522 0288607
Rahma Shofiana, Jurukampanye Media Greenpeace Indonesia, 08111 461674
www.greenpeace.org/detox