Bertempat dianjungan Taman Mini
Indonesia Indah (TMII) Sabtu (03/03/12), diadakan Temu Kangen Kanca Sinau, Alumni dan Pendiri SMA Purnama Gombong, untuk semua angkatan. Acara berlangsung cukup meriah, kurang lebih
tiga ratusan orang alumni yang tergabung dalam Ikatan Keluarga Alumni SMA
Purnama (IKASMAP) Gombong tampak memadati anjungan Jawa Tengah di TMII.
Mereka datang dari berbagai daerah,
ada yang dari luar pulau jawa, untuk sekedar melepas rasa kangen sesama rekan mereka
ketika bersama-sama belajar di SMA dulu. Disamping itu mereka juga memiliki satu tujuan yang sama
yaitu rasa keprihatinan dan kepeduliannya terhadap alamaternya SMA Purnama Gombong yang saat ini sedang
dilanda kemelut.
Selain para almuni, dalam acara
tersebut juga dihadiri oleh para guru sekaligus tokoh dan pendiri SMA Purnama
Gombong, serta para tamu undangan lainnya.
Bambang Widodo, selaku Ketua IKASMAP
dalam kata sambutannya mengatakan, dipilihnya baju warna putih untuk para
alumni yang hadir saat ini untuk mengenang kebersamaan kita ketika masih di SMA
dulu. Selain itu lanjut Bambang, krisis dan kemelut yang terjadi di SMA purnama
Gombong saat ini, menjadi pemikiran dan keprihatinan kita,para alumni.
IKASMAP, lanjut Bambang, akan
senantiasa berada di belakang para pendiri SMA Purnama yang saat ini sedang
berjuang untuk menyelesaikan kemelut, keluar dari krisis yang melanda SMA
Purnama Gombong dari cengkeraman pihak yayasan serta pihak lain yang ingin
menguasai keberadaan sekolah tersebut.
“Hari ini, kita semua merasa
bersyukur sekaligus bangga kepada guru dan para pendiri yang hadir ditempat
ini, berkat perjuangan beliau-beliau yang begitu gigih inilah bisa berdiri
sebuah lembaga pendidikan tempat dimana kita bisa menimba ilmu. Namun dalam
usia yang sudah senja ini, para pendiri ini masih harus berjuang sendirian
untuk memperoleh kembali hak-haknya. Untuk itu kami seluruh almuni yang
tegabung dalam IKASMAP akan selalu berada dibelakang para pendiri ini,”tegas Ketua
IKASMAP.
Sementara itu, H.Marsito
Hadiraharjo,BA salah satu pendiri mengatakan langkah yang bernilai tinggi dan
terpuji adalah langkah para alumni (alumnus) yang telah membentuk IKASMAP.
Berarti semua alumni yang tergabung dalam IKASMAP masuk dalam tingkat maju
(majunya SMA Purnama-red).
“Setiap alumni di depan saya adalah
ahli sesuatu, harus kami hargai setinggi-tingginya, dan tetap terikat dalam
pribadi IKASMAP tanpa meninggalkan sejarah yang baik kita bawa terus, yang
jelek kita buang jauh. Keberadaan sekolah SMA Purnama Gombong dengan asetnya
yang ada saat ini, merupakan hasil kerja para pendiri dan guru yang begitu
tulus mengabdi sejak awal,”ujar H.Marsito.
Diakhir acara Temu Kangen Kanca
Sinau, Reunai Akbar SMA Purnama Gombong untuk seluruh Angakatan tersebut juga
di ikrarkan melalui sebuah Deklarasi untuk terbentuknya Yayasan IKASMAP, sehingga ikrar ini bisa disebut sebagai
Deklarasi Taman Mini (03 Maret 2012).
Yayasan IKASMAP ini telah mengakomodir
berbagai masukan dari seluruh angkatan alumni yang ada, berbagai program dan
agenda kegiatan telah dijadwalkan sesuai kebutuhannya, baik untuk jangka pendek
maupun jangka panjang.
Sekilas Perjalanan Sejarah SMA Purnama Gombong
Menjelang tahun baru 1976 beberapa
guru SMA Negeri Gombong ingin mendirikan sekolah swasta disampaing SMA Negeri
Gombong yang telah berusia sepuluh tahun. Dalam perencanaan secara lisan pada
beliau setelah membentuk panitia kecil yang tokoh-tokohnya, antara lain :
Drs.Suryono, Drs. Sudarman, Drs.Susilo Supardo, Drs. Slamet Prawiro Atmojo,
Krismanto, BA, Marsito Hadiraharjo,BA, dan Edi Sugiono.
Dalam kepemimpinan Bapak Soeparyadi
Tjokrodimedjo,BA sebagai penerus kepemimpinan Bapak Suripto,SH di SMA Negeri
telah membentuk panitia kecil dengan pembina Bapak Suparyadi Cokrodimedjo,BA.
Melalui pembicaraan secara lisan, panitia kecil telah berencana mendirikan
Sekolah Lanjutan Atas (SLA) Swasta yang bentuk dabnpara tokohnya antara lain
sebagai berikut : SLA berbentuk SMA dengan tokoh Drs.Suryono, SLA berbentuk
SMEA dengan tokohnya Drs.Sudarma.
Dari SMA Kerabat ke SMA Purnama
Para pengurus selanjutnya mohon restu
kepada Pembina (Bapak Suparyadi Cokrodimedjo,BA-red), untuk mendirikan sekolah
dibawah naungan Yayasan Kerabat Pusat di Jawa Tengah yang diketuai oleh Bapak
Purnomo,BA. Dan setelah mendapat restu dari Pembina maupun Yayasan Kerabat,
maka pada tanggal 1 Januari 1976 pengurus dapat melahirkan sebuah SMA swasta
yang diberi nama SMA Kerabat II Gombong, dengan SK Pendiri Sekolah tanggal 1
Januari 1976 No.15/YK/IV/1976.
Dalam keadaan seperti ini, SMA
Kerabat dilarang menempati Gedung SMA Negeri, tetapi untunglah, SMA Kerabat II
masih diberi fasilitas oleh Bapak Pembina, untuk menempati Gedung SMA Negeri –
Selatan (bekas gedung KWN).
Pada periode ini, ada beberapa
kejadian penting untuk sejarah perjalanan sekolah yang mereka kelola, pada
tahun 1977, Bapak Drs Suryono meninggalkan SMA Negeri Gombong, pindah kerjaan
di DIPERLA Jakarta. Karena itu kepemimpinan SMA Kerabat diserahkan kepada Bapak
Marsito Hadiraharjo,BA sebagai Wakil Kepala Sekolah, untuk mewakili Kepala
Sekolah Bapak Wagiman Soemoatmodjo (pensiunan Guru SMP Negeri 1 Gombong)
sebagai ganti Kepala Sekolah Bapak Drs.Suryono Suryodihardjo.
Dibawah kepemimpinan Kepala Sekolah
Bapak Wagiman, strategi kepemimpinan berubah, dengan sistem fungsional sebagai
berikut : Kepala Sekolah : Bpk.Wagiman Soemoatmodjo, Wakil Kepala Sekolah :
Bapak Marsito HD, BA, Bendahara (1) : Bapak Eddi Sugiono, Bendahara (2) : Bapak
Krismanto,BA, Bagian Pengajaran : Bapak Drs.Slamet Prawirdatmojo, Pembina OSIS
: Sutardjo,BA.
Tahun 1978 SMA Kerabat memiliki murid
kelas III IPA sebanyak 23 orang dengan kelas III IPS sebanyak 37 orang. Langkah
kerja SMA Kerabat selanjutnya, mulai membeli tanah seluas 234 ubin milik Bapak
Sudiono yang terletak di Jl.Merbabu, Wero-Gombong. Memperbaiki gedung SMA
Negeri Selatan, sebagai batu loncatan ke gedung milik sendiri. Pada permulaan
tahun 1978 tahun ajaran diundur setengah tahun, tahun ajaran jatuh pada bulan
Juli 1979.
Para fungsionaris waktu itu merasa
kawatir, sebab Yayasan Kerabat Pusat Jawa Tengah kurang mendapat kepercayaan
dari KANWIL Dep P & K waktu itu. Kekawatiran lain adalah,kalau-kalau siswa
kelas III dilarang mengikuti EBTA,atau paling tidak dislilang menginduknya.
Dalam pemeriksaan Pengawas dari KABID PMU, Drs.Sumanto di Gedung Selatan,
dinyatakan bahwa SMA Kerabat harus pindah mencari gedung lain. Selalu kawatir,
kalau-kalau SMA Kerabat II tidak mendapat piagam yang menyatakan sebagai
Sekolah terdaftar sah.
Beberapa hal diatas sangat mendorong
para fungsionaris untuk mengubah taktik strategi sekolah SMA Kerabat diorbitkan
dengan perubahan nama PGRI setelag ada restu dari KABID PMU, Pengurus Cabang
dan Anam Cabang PGRI beserta pembina. Tetaoi ternyata setelah nama Kerabat
berubah menjadi PGRI, dalam waktu tiga bulan dengan sangat berat dan terpaksa
kembali ke nama SMA Kerabat Gombong, karena piagam sekolah yang diterima
bernama SMA Kerabat II Gombong. Hingga sekarang Piagam SMA Kerabat II tetap
diterima dan digunakan untuk dasar pengesahan ujian, walaupun nama sekolahnya
berubah.
Pada akhir tahun 1978 SMA Negeri
Gombong memerlukan tenaga Bapak Sutardjo, BA, Bapak Drs.Kasiran dan Bapak
Roesdi Noeh,B.Sc. Karena itu Bapak Sri Diyono, BA terpilih sebagai pembina OSIS
di SMA Kerabat. Dalam bulan Februari 1979 ada pembinaan dari Pengawas Bidang
PMU, yaitu pembinaannya menyarankan : Agar SMA tersebut diatas dipimpin oleh
seorang Kepala Sekolah yang tidak merangkap bekerja di sekolah lain. Tujuannya,
Kepala Sekolah bisa memimpin secara intensif dan kelak bisa menandatangani
STTB. Jika SMA Kerabat mencapai jenjang Akreditasi “Diakui”.
Hendaknya mulai saat ini SMA Kerabat mencari guru tetap
yayasan, disesuikan dengan kebutuhan. Untuk kepentingan itu, Yayasan Kerabat
mengangkat Bapak Sugeng Saputra sebagai Kepala SMA Kerabat dengan Surat
Keputusan No.5/K/Kpt/Krb II/1979 tanggal 25 Februari 1979 dan berlaku mulai
tanggal 1 Maret 1979. Dengan demikian Bapak Wagiman bisa penuh memimpin SMP
Kerabat 36 Gombong dan Bapak Sugeng Saputra juga bisa penuh memimpin SMA Kerabat
II Gombong.
Pada tanggal 1 Januari 1976 sekolah
mulai berdiri dengan nama SMA Kerabat II Gombong dibawah asuhan Yayasan Kerabat
Pusat Jawa Tengah. Pada tanggal 1 April 1978 SMA Kerabat II Gombong berganti
nama menjadi SMA PGRI Gombong dibawah asuhan Lembaga Pendidikan PGRI. Pada
tanggal 20 Juli 1978, SMA PGRI Gombong kembali nama menjadi SMA Kerabat II
Gombong, karena pada waktu itu menerima piagam sekolah sebagai tanda pengesahan
sekolah swasta terdaftar dengan Nomor 153/XXII/4A/78 tanggal 1 April 1978 nama
SMA Kerabat Gombong. Disamping itu SMA Kerabat juga mendapat nomor statistik sekolah : 304030219007 dan DSS
1979.
Pada tanggal 16 Juli 1979 semua
Sekolah Kerabat diambil alih oleh KAKANWIL Dep & K Jateng (Drs.Sudarsono)
diserahkan penuh kepada Yayasan Purnama untuk di kelola sebagaimana mestinya.
Sejak tanggal 16 Juli 1979 masyarakat tidak lagi menyebut lagi nama SMA
Kerabat, melainkan dengan nama SMA Purnama Gombong. Sejak sekolah bernama SMA
Purnama Gombong kepemimpinan di pegang oleh Bapak Sugeng Saputra diasuh oleh
Ketua Yayasan, Mbah Marto Harsono dan dibina pleh Bapak Subagio serta Ibu
Koesiptijah,B.Sc sebagai Kepala Sekolah SMA Negeri Gombong.
Sampai reuni siswa Purnama ini
terjadi, yaitu pada tanggal 30 Mei 1978 SMA Purnama berkembang dengan baik.
Selanjutnya, sebagai para pendiri SMA Purnama,tinggal empat orang, yang pada
permulaanya berjumlah tujuh orang dengan kondisim sebagai berikut : Bpk Drs.Suryono, pindah ke Jakarta, Bpk.Drs
Sudarman, meninggal dunia (alm) dan Bpk.Drs Susilo Supardo juga meninggal dunia
(alm). Jadi personalia para pendiri SMA Purnama secara resmi adalah : H.Marsito
Hadiraharjo,BA, Drs.H Slamet Prawiroatmojo, Drs.Krismanto, Eddi Sugiono.
Maju Mundurnya SMA Purnama Gombong
Dibawah kepemimpinan Bapak Sugeng
Saputro sebagai Kepala Sekolah pada waktu itu, telah menghasilkan satu unit
Gedung SMA Purnama yang cukup untuk 16 kelas masuk pagi dan siang. Pembangunan
gedung tahap pertama ini dilengkapi dengan laboratorium Kimia, Fisika dan
Biologi. Pada bulan Februari 1984 seluruh siswa telah meninggalkan Gedung SMA
Purnama di Jl.Merbabu, Wero,Gombong. Dalam tahun itu juga segera dipasang
listrik 2.000 watt, dipersiapkan untuk penerangan kelas, untuk laboratorium, dan untuk
alat-alat ketrampilan.
Itu semua bisa beres karena mendapat
pinjaman uang dari BRI sebesar 30 juta rupiah, dan telah lunas dikembalikan
berangsur pada tahun 1986. Segala sarana ketrampilan telah beres dalam bentuk
laboratorium, mesin ketik dan bahkan drum band, yang sangat menggemparkan
masyarakat,
SMA Purnama tenar, dan mendapat julukan SMA Negeri II Gombong pada waktu itu.
Sejak berdiri tahun 1976, SMA Purnama
Gombong pinjam guru dari SMA Negeri Gombong sebagai guru tidak tetap. Guru yang
pertama memberi bantuan mengajar waktu sekolah mulai berdiri, disebut guru
perintis, pengurus perintis dan guru perintis, selalu dibantu oleh TU dan
Pembantu TU
perintis. Jika sampai terjadi skolah kekurangan Guru Perintis, maka kekurangan
tersebut disis oleh Guru Penerus. Kemajuan SMA Purnama Gombong dan simpatisan
masyarakat timbul karena jasa guru-guru negeri dan pembinaan Kepala SMA Negeri
Gombong dengan segala fasilitasnya.
Selanjutnya atas pembinaan Pengawas
Bidang PMU yang menyatakan, bahwa : Sekolah yang ingin maju harus mencari guru
tetap yang cukup baik dari Yayasan Purnama maupun dari bantuan. Samapai
akhirnya, SMA Purnama Gombong telah memiliki tenaga guru yang berasal dari
keberhasilan guru-guru perintis,antara lain : Drs.Kancono, Sri Mulyati,BA,
Dra.Supartini, Drs.Taufan Purwanto Yudha Ugi, Narilla Utami,BA, berarti SMA
Purnama Gombong telah bisa menikmati keberhasilannya sendiri.
SMA Purnama Gombong mendapat nama
yang baik menurut penilaian warga masyarakat maupun pemerintah, pembangunan
gedung dan sarana-sarana yang lain termasuk cepat dan berhasil juga dalam hal
administrasi. Dari penilaian komponen yang ada, SMA Purnama Gombong mencapai
tingkat “Diakui” jenjang akreditasi “Diakui” tersbeut, dinyatakan dalam SK
Dirjen Diksdasmen No.665/C7/Kep/1.83 tanggal 30 Desember 1986. SMA Purnama
kerap menerima subsidi sarana-sarana pendidikan dari pemerintah. Dan juga
bantuan guru dan kepala sekolah.
Pada tahun 1986 SMA Purnama telah
memberikan tanda-tanda berubah, yaitu sarana pendidikan makin lengkap (gedung,
laboratorium,alat ketrampilan, buku paket), mulai banyak pelamar pekerjaan
(sarjana muda, sarjana IKIP), perkembangan jumlah kelas dan siswa (17 kelas),
penerapan kurikulum ’84, makin aktif jelas dan positif. Hadirnya Kepala Sekolah
Negeri (DPK) (Bpk.Eddi Sugiono menggantikan Bpk.Sugeng Saputro). Juga hadirnya
guru-guru negeri (DPK), yaitu : Mastar Jepa , S.Pd (Alm), Drs.Supriyanto,
Drs.Sukimin (DPK dari SMA Negeri Kebumen), Dra.Retno Linawati (pindah SMP 4),
Farida Sulistyowati (pindah SMP Sempor), Rochayati (Alm).
Berikut data maju mundurnya perolehan
siswa SMA Purnama Gombong, Tahun 1978/1979 statusnya menginduk di SMA N Kebumen
jumlah peserta EBTA 60 siswa yang berhasil lulus 42 siswa sehingga prosesntase
70%, tahun 1979/1980 menginduk SMA N Kebumen, peserta EBTA 86, lulus 74 siswa
prosentase 86%. Tahun 1980/1981 menginduk di SMAN Gombong peserta EBTA 157,
lulus 143, prosentase : 91,45%, tahun 1981/1982 menginduk di SMAN Gombong
peserta EBTA 115, lulus 100, prosentase 86,9%, tahun 1982/1983 menginduk di
SMAN Gombong peserta EBTA 196, lulus 180, prosentase 91,75%, 1983/1984 mandiri,
peserta EBTA 251 lulus 243, prosentase : 95,6%, 1984/1985 mandiri,peserta EBTA
240 lulus 203 prosentase : 84%, 1985/1986 mandiri,peserta EBTA 343,lulus
340,prosentase 99,33%
Yayasan dan Pembinaannya
Yayasan dibentuk dan didirikan oleh Badan
Pendiri Yayasan, nama yayasan : Yayasan Purnama Dep.P & K (Purna Usaha Tama Departemen P & K).
Nama pendiri yayasan : Drs.Sudarsono, berdiri waktu masih menjabat sebagai
Kepala Perwakilan Dep. P & K Jawa Tengah, sebagai wakil pendiri
Drs.Roesadi, tugas pendiri sebagai penasehat yayasan.
Tugas Ketua Yayasan, mengadakan
pembinaan semua sekolah yang dikuasai, dalam bidang : pengajaran dan
pendidikan, penanda tangan surat-surat keluar (hubungan dan perijinan).
Berusaha mencairkan dana untuk pembangunan/rehab dana untuk kesejahteraannya.
Tetapi kenyataannya, yayasan tersebut belum pernah memberi dana kesejahteraan
untuk sekolah-sekolah yang dibiannya, tetapi justru menggunakan hasil RAPBS
dengan prosentase : 1.68 % untuk (tidak jelas peruntukannya-red) dan 2.22%
untuk (tidak jelas peruntukannya-red). Yayasan tidak memiliki Piagam SMA
Purnama, malahan yang dimiliki Piagam Yayasan Kerabat. Piagam yayasan Kerabat :
Piagam SMA Kerabat tetap diterima, agar mendapat izin untuk mengadakan ujian
sendiri. Menetapkan Surat Keputusan untuk personalia dalam kekuasaannya
(pembinaannya).
Daftar urutan Ketua Yayasan Purnama
berserta Kepala Sekolah SMA Purnama Gombong berdasar urutannya : Yayasan
Pertama (ke-1), Ketua : Simbah
Martoharsonom Kepala Sekolah Bpk.Wagiman. Yayasan kedua (ke-2),Ketua :
Simbah Martoharsono, Kepala Sekolah Bpk.Sugeng Spautro, Yayasan ketiga (ke-3).
Ketua Drs.H Sudarsono,Kepala Sekolah Bpk.Eddi Sugiono, pada periode ini
guru-guru negeri di kembalikan semua, guru pelamar diterima semua siswa masuk pagi.
Timbul konflik antara KASEP SMA Negeri dan Bapak Eddi Sugiono. Ketua Yayasan
Bapak Drs.H Sudarsono adalah pensiunan Kepala Kantor wilayah Dep P & K Jawa
Tengah. Beliau juga yang mengambil alih semua sekolah Kerabat “Purnama” dan
diserahkan kepada Yayasan Purnama untuk dikelola sebagaimana mestinya. Yayasan
ke empat (ke-4), Ketua Drs.Wahyudi, Kepala Sekolah Drs.H.Slamet Prawiro Atmojo,
jumlah kelas sampai mencapai tujuh kelas. Pribadi, bersifat ingin mengadakan
reformasi, memberi SK para pendiri, berhati keras/disiplin, sering mencela cara
kerja guru, sering memarahi guru.
Yayasan ke lima (ke-5), Ketua H.Moh
Djarot, Kepala Sekolah Drs.Sukiman, Guru DKP diangkat oleh yayasan tanpa NIP.
Banyak menyimpang aturan dan meninggalkan tata tertib sekolah. Ketua Yayasan
dan Kepala Sekolah pada periode ini paling tidak maju, sangat mundur tata
laksananya. Masyarakat semakin tidak percaya kepada SMA Purnama Gombong.
Yayasan dan Kepala Sekolah pada periode ini melaksanakan strategi yang paling buruk, strategi siswa pada
tahun pelajaran 20112012, untuk siswa kelas X sebanyak 11 siswa, kelas XI
sebanyak 5 siswa, kelas XII sebanyak 11 siswa,sehingga jumlah siswa secara
keseluruhan saat ini sebanyak 27 siswa.
Untuk siswa kelas XII, waktu ujian
medatang hanya 11 siswa, tidak mencapai satu ruang. Lokas/ruang sekolah saat
ini semakin banyak yang rusak, tidak bisa merehab, salah satu ruangan SMA
Purnama digunakan untuk gedung SMK Purnama. Padahal SMK Purnama sudah punya
gedung sendiri. * (ratman)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar