Jakarta,ParahyanganPost
– Berdasarkan laporan Greenpeace (24/05) menunjukkan bahwa KFC menggunakan
produk kemasan yang berasal dari hutan alam, dipasok oleh Asia Pulp and Paper
(APP). Uji forensik di tiga pasar yaitu Inggris, Cina, dan Indonesia-
membuktikan bahwa terdapat serat kayu alam pada sejumlah kemasan KFC, termasuk
kemasan bucket ayamnya.
Laporan yang berjudul ‘Bagaimana KFC
Terlibat Perusakan Hutan’, memperlihatkan kemasan KFC diproduksi menggunakan
sumber kayu alam dari hutan Indonesia, rumah bagi spesies terancam punah
termasuk diantaranya Harimau Sumatera. Di laporan ini juga menjelaskan
bagaimana KFC maupun perusahaan induknya Yum! Brands tidak memiliki kebijakan
yang mencegah produk dari deforestasi memasuki rantai pasokan mereka.
“KFC merupakan merk ternama yang
tertangkap basah terlibat perusakan hutan yang mendorong kepunahan satwa
langka, seperti Harimau Sumatera. Pelanggan KFC di seluruh dunia pasti akan
terkejut mengetahui bahwa kemasan makanan cepat saji ini berasal dari perusakan
hutan”, kata Bustar Maitar, Kepala Jurukampanye Hutan Greenpeace Indonesia.
Di Louisville, Kentucky beberapa
hari lalu, aktivis Greenpeace melakukan aksi menggantung banner
bergambar Harimau Sumatera pada tiang utama di depan kantor pusat KFC, yang
bertuliskan: “KFC Stop Merusak Rumahku.” Bangunan tersebut, dikenal
dengan nama “the White House” karena mirip dengan tempat tinggal
Presiden Amerika Serikat. Para aktivis di Louisville menandai dimulainya
kampanye global Greenpeace untuk membujuk KFC dan Yum! Brands agar berhenti
terlibat perusakan hutan dalam melakukan operasinya.
Para peneliti Greenpeace menemukan
adanya keterkaitan antara uji forensik dan penelitian rantai pasokan untuk
menunjukkan bahwa beberapa kemasan KFC berasal dari hutan alam Indonesia.
Beberapa kemasan mengandung lebih dari 50% serat kayu alam.
Kemasan-kemasan tersebut berasal
dari produk kertas APP, yang bersumber dari penggundulan hutan hujan dan
baru-baru ini terbukti menggunakan kayu Ramin, spesies kayu yang dilindungi,
yang terdapat di areal pabrik mereka di Sumatera.
“KFC harus berhenti membeli produk
dari APP, perusahaan perusak hutan yang berulang kali terbukti menghancurkan
hutan alam Indonesia untuk membuat kemasan sekali pakai. APP memperlakukan
Indonesia tidak lebih dari sumberdaya sekali pakai, menghancurkan hutan hujan
yang vital bagi masyarakat di sekitar hutan”, lanjut Bustar.
Presiden Indonesia Susilo Bambang
Yudhoyono telah berkomitmen untuk mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 41%
pada tahun 2020. Indonesia merupakan salah satu negara penyumbang gas rumah
kaca terbesar, yang terutama disebabkan oleh deforestasi. Agar Indonesia mampu
meraih target pengurangan emisi ini, perusahaan seperti APP harus
dihentikan menghancurkan lahan gambut dan menebang hutan hujan. Minggu lalu,
APP baru saja memberikan konfirmasi bahwa akan tetap menggunakan kayu dari
penebangan hutan hujan hingga dua setengah tahun ke depan.
Greenpeace menyerukan kepada KFC,
dan perusahaan induknya Yum! Brands untuk segera memutus kontrak dengan APP
hingga mereka benar-benar berhenti merusak hutan hujan dan KFC harus
menerapkan kebijakan baru untuk menghindari rantai pasokan mereka dari
deforestasi. Greenpeace telah meluncurkan kampanye online dengan menggunakan
website parodi KFC. Website ini meminta kepada para pelanggan untuk ikut
menyelamatkan hutan dan Harimau Sumatera yang terancam punah, dengan mengatakan
kepada KFC untuk berhenti membeli kemasan yang bersumber dari perusakan hutan.(ratman/pp/rel)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar