Email

# Email Redaksi : parahyanganpost@yahoo.co.id, parahyanganpostv@gmail.com - Hotline : +62 852 1708 4656, +62 877 7616 1166

Senin, 05 Maret 2012

Temu Kangen Kanca Sinau Alumni dan Pendiri SMA Purnama Gombong


Bertempat dianjungan Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Sabtu (03/03/12), diadakan Temu Kangen Kanca Sinau, Alumni dan Pendiri SMA Purnama Gombong, untuk semua angkatan. Acara berlangsung cukup meriah, kurang lebih tiga ratusan orang alumni yang tergabung dalam Ikatan Keluarga Alumni SMA Purnama (IKASMAP) Gombong tampak memadati anjungan Jawa Tengah di TMII.

Mereka datang dari berbagai daerah, ada yang dari luar pulau jawa, untuk sekedar melepas rasa kangen sesama rekan mereka ketika bersama-sama belajar di SMA dulu. Disamping  itu mereka juga memiliki satu tujuan yang sama yaitu rasa keprihatinan dan kepeduliannya terhadap alamaternya  SMA Purnama Gombong yang saat ini sedang dilanda kemelut.

Selain para almuni, dalam acara tersebut juga dihadiri oleh para guru sekaligus tokoh dan pendiri SMA Purnama Gombong, serta para tamu undangan lainnya.

Bambang Widodo, selaku Ketua IKASMAP dalam kata sambutannya mengatakan, dipilihnya baju warna putih untuk para alumni yang hadir saat ini untuk mengenang kebersamaan kita ketika masih di SMA dulu. Selain itu lanjut Bambang, krisis dan kemelut yang terjadi di SMA purnama Gombong saat ini, menjadi pemikiran dan keprihatinan kita,para alumni.

IKASMAP, lanjut Bambang, akan senantiasa berada di belakang para pendiri SMA Purnama yang saat ini sedang berjuang untuk menyelesaikan kemelut, keluar dari krisis yang melanda SMA Purnama Gombong dari cengkeraman pihak yayasan serta pihak lain yang ingin menguasai keberadaan sekolah tersebut.

“Hari ini, kita semua merasa bersyukur sekaligus bangga kepada guru dan para pendiri yang hadir ditempat ini, berkat perjuangan beliau-beliau yang begitu gigih inilah bisa berdiri sebuah lembaga pendidikan tempat dimana kita bisa menimba ilmu. Namun dalam usia yang sudah senja ini, para pendiri ini masih harus berjuang sendirian untuk memperoleh kembali hak-haknya. Untuk itu kami seluruh almuni yang tegabung dalam IKASMAP akan selalu berada dibelakang para pendiri ini,”tegas Ketua IKASMAP.

Sementara itu, H.Marsito Hadiraharjo,BA salah satu pendiri mengatakan langkah yang bernilai tinggi dan terpuji adalah langkah para alumni (alumnus) yang telah membentuk IKASMAP. Berarti semua alumni yang tergabung dalam IKASMAP masuk dalam tingkat maju (majunya SMA Purnama-red).

“Setiap alumni di depan saya adalah ahli sesuatu, harus kami hargai setinggi-tingginya, dan tetap terikat dalam pribadi IKASMAP tanpa meninggalkan sejarah yang baik kita bawa terus, yang jelek kita buang jauh. Keberadaan sekolah SMA Purnama Gombong dengan asetnya yang ada saat ini, merupakan hasil kerja para pendiri dan guru yang begitu tulus mengabdi sejak awal,”ujar H.Marsito.

Diakhir acara Temu Kangen Kanca Sinau, Reunai Akbar SMA Purnama Gombong untuk seluruh Angakatan tersebut juga di ikrarkan melalui sebuah Deklarasi untuk terbentuknya Yayasan IKASMAP,  sehingga ikrar ini bisa disebut sebagai Deklarasi Taman Mini (03 Maret 2012).

Yayasan IKASMAP ini telah mengakomodir berbagai masukan dari seluruh angkatan alumni yang ada, berbagai program dan agenda kegiatan telah dijadwalkan sesuai kebutuhannya, baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang.

Sekilas Perjalanan Sejarah SMA Purnama Gombong

Menjelang tahun baru 1976 beberapa guru SMA Negeri Gombong ingin mendirikan sekolah swasta disampaing SMA Negeri Gombong yang telah berusia sepuluh tahun. Dalam perencanaan secara lisan pada beliau setelah membentuk panitia kecil yang tokoh-tokohnya, antara lain : Drs.Suryono, Drs. Sudarman, Drs.Susilo Supardo, Drs. Slamet Prawiro Atmojo, Krismanto, BA, Marsito Hadiraharjo,BA, dan Edi Sugiono.

Dalam kepemimpinan Bapak Soeparyadi Tjokrodimedjo,BA sebagai penerus kepemimpinan Bapak Suripto,SH di SMA Negeri telah membentuk panitia kecil dengan pembina Bapak Suparyadi Cokrodimedjo,BA. Melalui pembicaraan secara lisan, panitia kecil telah berencana mendirikan Sekolah Lanjutan Atas (SLA) Swasta yang bentuk dabnpara tokohnya antara lain sebagai berikut : SLA berbentuk SMA dengan tokoh Drs.Suryono, SLA berbentuk SMEA dengan tokohnya Drs.Sudarma.

Dari SMA Kerabat ke SMA Purnama

Para pengurus selanjutnya mohon restu kepada Pembina (Bapak Suparyadi Cokrodimedjo,BA-red), untuk mendirikan sekolah dibawah naungan Yayasan Kerabat Pusat di Jawa Tengah yang diketuai oleh Bapak Purnomo,BA. Dan setelah mendapat restu dari Pembina maupun Yayasan Kerabat, maka pada tanggal 1 Januari 1976 pengurus dapat melahirkan sebuah SMA swasta yang diberi nama SMA Kerabat II Gombong, dengan SK Pendiri Sekolah tanggal 1 Januari 1976 No.15/YK/IV/1976.

Dalam keadaan seperti ini, SMA Kerabat dilarang menempati Gedung SMA Negeri, tetapi untunglah, SMA Kerabat II masih diberi fasilitas oleh Bapak Pembina, untuk menempati Gedung SMA Negeri – Selatan (bekas gedung KWN).

Pada periode ini, ada beberapa kejadian penting untuk sejarah perjalanan sekolah yang mereka kelola, pada tahun 1977, Bapak Drs Suryono meninggalkan SMA Negeri Gombong, pindah kerjaan di DIPERLA Jakarta. Karena itu kepemimpinan SMA Kerabat diserahkan kepada Bapak Marsito Hadiraharjo,BA sebagai Wakil Kepala Sekolah, untuk mewakili Kepala Sekolah Bapak Wagiman Soemoatmodjo (pensiunan Guru SMP Negeri 1 Gombong) sebagai ganti Kepala Sekolah Bapak Drs.Suryono Suryodihardjo.

Dibawah kepemimpinan Kepala Sekolah Bapak Wagiman, strategi kepemimpinan berubah, dengan sistem fungsional sebagai berikut : Kepala Sekolah : Bpk.Wagiman Soemoatmodjo, Wakil Kepala Sekolah : Bapak Marsito HD, BA, Bendahara (1) : Bapak Eddi Sugiono, Bendahara (2) : Bapak Krismanto,BA, Bagian Pengajaran : Bapak Drs.Slamet Prawirdatmojo, Pembina OSIS : Sutardjo,BA.

Tahun 1978 SMA Kerabat memiliki murid kelas III IPA sebanyak 23 orang dengan kelas III IPS sebanyak 37 orang. Langkah kerja SMA Kerabat selanjutnya, mulai membeli tanah seluas 234 ubin milik Bapak Sudiono yang terletak di Jl.Merbabu, Wero-Gombong. Memperbaiki gedung SMA Negeri Selatan, sebagai batu loncatan ke gedung milik sendiri. Pada permulaan tahun 1978 tahun ajaran diundur setengah tahun, tahun ajaran jatuh pada bulan Juli 1979.

Para fungsionaris waktu itu merasa kawatir, sebab Yayasan Kerabat Pusat Jawa Tengah kurang mendapat kepercayaan dari KANWIL Dep P & K waktu itu. Kekawatiran lain adalah,kalau-kalau siswa kelas III dilarang mengikuti EBTA,atau paling tidak dislilang menginduknya. Dalam pemeriksaan Pengawas dari KABID PMU, Drs.Sumanto di Gedung Selatan, dinyatakan bahwa SMA Kerabat harus pindah mencari gedung lain. Selalu kawatir, kalau-kalau SMA Kerabat II tidak mendapat piagam yang menyatakan sebagai Sekolah terdaftar sah.

Beberapa hal diatas sangat mendorong para fungsionaris untuk mengubah taktik strategi sekolah SMA Kerabat diorbitkan dengan perubahan nama PGRI setelag ada restu dari KABID PMU, Pengurus Cabang dan Anam Cabang PGRI beserta pembina. Tetaoi ternyata setelah nama Kerabat berubah menjadi PGRI, dalam waktu tiga bulan dengan sangat berat dan terpaksa kembali ke nama SMA Kerabat Gombong, karena piagam sekolah yang diterima bernama SMA Kerabat II Gombong. Hingga sekarang Piagam SMA Kerabat II tetap diterima dan digunakan untuk dasar pengesahan ujian, walaupun nama sekolahnya berubah.

Pada akhir tahun 1978 SMA Negeri Gombong memerlukan tenaga Bapak Sutardjo, BA, Bapak Drs.Kasiran dan Bapak Roesdi Noeh,B.Sc. Karena itu Bapak Sri Diyono, BA terpilih sebagai pembina OSIS di SMA Kerabat. Dalam bulan Februari 1979 ada pembinaan dari Pengawas Bidang PMU, yaitu pembinaannya menyarankan : Agar SMA tersebut diatas dipimpin oleh seorang Kepala Sekolah yang tidak merangkap bekerja di sekolah lain. Tujuannya, Kepala Sekolah bisa memimpin secara intensif dan kelak bisa menandatangani STTB. Jika SMA Kerabat mencapai jenjang Akreditasi “Diakui”.

Hendaknya mulai saat ini SMA Kerabat mencari guru tetap yayasan, disesuikan dengan kebutuhan. Untuk kepentingan itu, Yayasan Kerabat mengangkat Bapak Sugeng Saputra sebagai Kepala SMA Kerabat dengan Surat Keputusan No.5/K/Kpt/Krb II/1979 tanggal 25 Februari 1979 dan berlaku mulai tanggal 1 Maret 1979. Dengan demikian Bapak Wagiman bisa penuh memimpin SMP Kerabat 36 Gombong dan Bapak Sugeng Saputra juga bisa penuh memimpin SMA Kerabat II Gombong.

Pada tanggal 1 Januari 1976 sekolah mulai berdiri dengan nama SMA Kerabat II Gombong dibawah asuhan Yayasan Kerabat Pusat Jawa Tengah. Pada tanggal 1 April 1978 SMA Kerabat II Gombong berganti nama menjadi SMA PGRI Gombong dibawah asuhan Lembaga Pendidikan PGRI. Pada tanggal 20 Juli 1978, SMA PGRI Gombong kembali nama menjadi SMA Kerabat II Gombong, karena pada waktu itu menerima piagam sekolah sebagai tanda pengesahan sekolah swasta terdaftar dengan Nomor 153/XXII/4A/78 tanggal 1 April 1978 nama SMA Kerabat Gombong. Disamping itu SMA Kerabat juga mendapat nomor  statistik sekolah : 304030219007 dan DSS 1979.

Pada tanggal 16 Juli 1979 semua Sekolah Kerabat diambil alih oleh KAKANWIL Dep & K Jateng (Drs.Sudarsono) diserahkan penuh kepada Yayasan Purnama untuk di kelola sebagaimana mestinya. Sejak tanggal 16 Juli 1979 masyarakat tidak lagi menyebut lagi nama SMA Kerabat, melainkan dengan nama SMA Purnama Gombong. Sejak sekolah bernama SMA Purnama Gombong kepemimpinan di pegang oleh Bapak Sugeng Saputra diasuh oleh Ketua Yayasan, Mbah Marto Harsono dan dibina pleh Bapak Subagio serta Ibu Koesiptijah,B.Sc sebagai Kepala Sekolah SMA Negeri Gombong.

Sampai reuni siswa Purnama ini terjadi, yaitu pada tanggal 30 Mei 1978 SMA Purnama berkembang dengan baik. Selanjutnya, sebagai para pendiri SMA Purnama,tinggal empat orang, yang pada permulaanya berjumlah tujuh orang dengan kondisim sebagai berikut :  Bpk Drs.Suryono, pindah ke Jakarta, Bpk.Drs Sudarman, meninggal dunia (alm) dan Bpk.Drs Susilo Supardo juga meninggal dunia (alm). Jadi personalia para pendiri SMA Purnama secara resmi adalah : H.Marsito Hadiraharjo,BA, Drs.H Slamet Prawiroatmojo, Drs.Krismanto, Eddi Sugiono.

Maju Mundurnya SMA Purnama Gombong

Dibawah kepemimpinan Bapak Sugeng Saputro sebagai Kepala Sekolah pada waktu itu, telah menghasilkan satu unit Gedung SMA Purnama yang cukup untuk 16 kelas masuk pagi dan siang. Pembangunan gedung tahap pertama ini dilengkapi dengan laboratorium Kimia, Fisika dan Biologi. Pada bulan Februari 1984 seluruh siswa telah meninggalkan Gedung SMA Purnama di Jl.Merbabu, Wero,Gombong. Dalam tahun itu juga segera dipasang listrik 2.000 watt, dipersiapkan untuk penerangan kelas, untuk laboratorium, dan untuk alat-alat ketrampilan.

Itu semua bisa beres karena mendapat pinjaman uang dari BRI sebesar 30 juta rupiah, dan telah lunas dikembalikan berangsur pada tahun 1986. Segala sarana ketrampilan telah beres dalam bentuk laboratorium, mesin ketik dan bahkan drum band, yang sangat menggemparkan masyarakat, SMA Purnama tenar, dan mendapat julukan SMA Negeri II Gombong pada waktu itu.

Sejak berdiri tahun 1976, SMA Purnama Gombong pinjam guru dari SMA Negeri Gombong sebagai guru tidak tetap. Guru yang pertama memberi bantuan mengajar waktu sekolah mulai berdiri, disebut guru perintis, pengurus perintis dan guru perintis, selalu dibantu oleh TU dan Pembantu TU perintis. Jika sampai terjadi skolah kekurangan Guru Perintis, maka kekurangan tersebut disis oleh Guru Penerus. Kemajuan SMA Purnama Gombong dan simpatisan masyarakat timbul karena jasa guru-guru negeri dan pembinaan Kepala SMA Negeri Gombong dengan segala fasilitasnya.

Selanjutnya atas pembinaan Pengawas Bidang PMU yang menyatakan, bahwa : Sekolah yang ingin maju harus mencari guru tetap yang cukup baik dari Yayasan Purnama maupun dari bantuan. Samapai akhirnya, SMA Purnama Gombong telah memiliki tenaga guru yang berasal dari keberhasilan guru-guru perintis,antara lain : Drs.Kancono, Sri Mulyati,BA, Dra.Supartini, Drs.Taufan Purwanto Yudha Ugi, Narilla Utami,BA, berarti SMA Purnama Gombong telah bisa menikmati keberhasilannya sendiri.

SMA Purnama Gombong mendapat nama yang baik menurut penilaian warga masyarakat maupun pemerintah, pembangunan gedung dan sarana-sarana yang lain termasuk cepat dan berhasil juga dalam hal administrasi. Dari penilaian komponen yang ada, SMA Purnama Gombong mencapai tingkat “Diakui” jenjang akreditasi “Diakui” tersbeut, dinyatakan dalam SK Dirjen Diksdasmen No.665/C7/Kep/1.83 tanggal 30 Desember 1986. SMA Purnama kerap menerima subsidi sarana-sarana pendidikan dari pemerintah. Dan juga bantuan guru dan kepala sekolah.

Pada tahun 1986 SMA Purnama telah memberikan tanda-tanda berubah, yaitu sarana pendidikan makin lengkap (gedung, laboratorium,alat ketrampilan, buku paket), mulai banyak pelamar pekerjaan (sarjana muda, sarjana IKIP), perkembangan jumlah kelas dan siswa (17 kelas), penerapan kurikulum ’84, makin aktif jelas dan positif. Hadirnya Kepala Sekolah Negeri (DPK) (Bpk.Eddi Sugiono menggantikan Bpk.Sugeng Saputro). Juga hadirnya guru-guru negeri (DPK), yaitu : Mastar Jepa , S.Pd (Alm), Drs.Supriyanto, Drs.Sukimin (DPK dari SMA Negeri Kebumen), Dra.Retno Linawati (pindah SMP 4), Farida Sulistyowati (pindah SMP Sempor), Rochayati (Alm).

Berikut data maju mundurnya perolehan siswa SMA Purnama Gombong, Tahun 1978/1979 statusnya menginduk di SMA N Kebumen jumlah peserta EBTA 60 siswa yang berhasil lulus 42 siswa sehingga prosesntase 70%, tahun 1979/1980 menginduk SMA N Kebumen, peserta EBTA 86, lulus 74 siswa prosentase 86%. Tahun 1980/1981 menginduk di SMAN Gombong peserta EBTA 157, lulus 143, prosentase : 91,45%, tahun 1981/1982 menginduk di SMAN Gombong peserta EBTA 115, lulus 100, prosentase 86,9%, tahun 1982/1983 menginduk di SMAN Gombong peserta EBTA 196, lulus 180, prosentase 91,75%, 1983/1984 mandiri, peserta EBTA 251 lulus 243, prosentase : 95,6%, 1984/1985 mandiri,peserta EBTA 240 lulus 203 prosentase : 84%, 1985/1986 mandiri,peserta EBTA 343,lulus 340,prosentase 99,33%

Yayasan dan Pembinaannya

Yayasan dibentuk dan didirikan oleh Badan Pendiri Yayasan, nama yayasan : Yayasan Purnama Dep.P & K (Purna Usaha Tama Departemen P & K). Nama pendiri yayasan : Drs.Sudarsono, berdiri waktu masih menjabat sebagai Kepala Perwakilan Dep. P & K Jawa Tengah, sebagai wakil pendiri Drs.Roesadi, tugas pendiri sebagai penasehat yayasan.

Tugas Ketua Yayasan, mengadakan pembinaan semua sekolah yang dikuasai, dalam bidang : pengajaran dan pendidikan, penanda tangan surat-surat keluar (hubungan dan perijinan). Berusaha mencairkan dana untuk pembangunan/rehab dana untuk kesejahteraannya. Tetapi kenyataannya, yayasan tersebut belum pernah memberi dana kesejahteraan untuk sekolah-sekolah yang dibiannya, tetapi justru menggunakan hasil RAPBS dengan prosentase : 1.68 % untuk (tidak jelas peruntukannya-red) dan 2.22% untuk (tidak jelas peruntukannya-red). Yayasan tidak memiliki Piagam SMA Purnama, malahan yang dimiliki Piagam Yayasan Kerabat. Piagam yayasan Kerabat : Piagam SMA Kerabat tetap diterima, agar mendapat izin untuk mengadakan ujian sendiri. Menetapkan Surat Keputusan untuk personalia dalam kekuasaannya (pembinaannya).

Daftar urutan Ketua Yayasan Purnama berserta Kepala Sekolah SMA Purnama Gombong berdasar urutannya : Yayasan Pertama (ke-1), Ketua : Simbah  Martoharsonom Kepala Sekolah Bpk.Wagiman. Yayasan kedua (ke-2),Ketua : Simbah Martoharsono, Kepala Sekolah Bpk.Sugeng Spautro, Yayasan ketiga (ke-3). Ketua Drs.H Sudarsono,Kepala Sekolah Bpk.Eddi Sugiono, pada periode ini guru-guru negeri di kembalikan semua, guru pelamar diterima semua siswa masuk pagi. Timbul konflik antara KASEP SMA Negeri dan Bapak Eddi Sugiono. Ketua Yayasan Bapak Drs.H Sudarsono adalah pensiunan Kepala Kantor wilayah Dep P & K Jawa Tengah. Beliau juga yang mengambil alih semua sekolah Kerabat “Purnama” dan diserahkan kepada Yayasan Purnama untuk dikelola sebagaimana mestinya. Yayasan ke empat (ke-4), Ketua Drs.Wahyudi, Kepala Sekolah Drs.H.Slamet Prawiro Atmojo, jumlah kelas sampai mencapai tujuh kelas. Pribadi, bersifat ingin mengadakan reformasi, memberi SK para pendiri, berhati keras/disiplin, sering mencela cara kerja guru, sering memarahi guru.

Yayasan ke lima (ke-5), Ketua H.Moh Djarot, Kepala Sekolah Drs.Sukiman, Guru DKP diangkat oleh yayasan tanpa NIP. Banyak menyimpang aturan dan meninggalkan tata tertib sekolah. Ketua Yayasan dan Kepala Sekolah pada periode ini paling tidak maju, sangat mundur tata laksananya. Masyarakat semakin tidak percaya kepada SMA Purnama Gombong. Yayasan dan Kepala Sekolah pada periode ini melaksanakan strategi yang paling buruk, strategi siswa pada tahun pelajaran 20112012, untuk siswa kelas X sebanyak 11 siswa, kelas XI sebanyak 5 siswa, kelas XII sebanyak 11 siswa,sehingga jumlah siswa secara keseluruhan saat ini sebanyak 27 siswa.

Untuk siswa kelas XII, waktu ujian medatang hanya 11 siswa, tidak mencapai satu ruang. Lokas/ruang sekolah saat ini semakin banyak yang rusak, tidak bisa merehab, salah satu ruangan SMA Purnama digunakan untuk gedung SMK Purnama. Padahal SMK Purnama sudah punya gedung sendiri. * (ratman)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar