Email

# Email Redaksi : parahyanganpost@yahoo.co.id, parahyanganpostv@gmail.com - Hotline : +62 852 1708 4656, +62 877 7616 1166

Jumat, 22 April 2016

SEKELUMIT CATATAN TENTANG GUS DUR

Dalam rangka mengenang sosok Guru Bangsa, Mentauladani Ketokohan Seorang Gus Dur, Kanal Blog Parahyangan Post (www.parahyanganpost.blogspot.com)  akan memuat berbagai catatan-catatan terkait dengan Gus Dur, termasuk foto-fotonya.

Data, tulisan, foto-foto diambil dari berbagai sumber. Ini dilakukan semata-mata untuk mengenang ketokohan sosok Gus Dur, sebagai isnpirasi bagi generasi mendatang. Semoga upaya kecil ini akan memberikan manfaat bagi banyak orang, bangsa dan negara. 

Dismping itu bagi para pembaca yang sekiranya memiliki catatan kecil (tulisan apa saja), foto, buku-buku, dll yang terkait dengan Sosok Gus Dur, silahkan berbagai, dan kirimkan ke e-mail : parahyanganpost@yahoo.co.id

Salam, 
Tim Pengasuh
MY Gunawan - HP.0856.1714.425
Ratman Aspari - HP.0852 1708 4656
-----------------------------------------------------------------------

Ikhlas Ngurus Ummat

Setelah membaca buku bukti GusDur Wali secara pribadi sedikit menyimpulkan kalau GusDur luar biasa ikhlas nya ngurus ummat dan selama mejabat ketum PBNU uang yg di dapat dr jamaah yg khusus utk gusdur (salliman/sungkeman) tetap dimasukan kas organisasi klo boleh dhitung 80% utk kas orgnisasi 20% untuk biaya kebutuhan akomodasi gusdur krana menurut beliau apa yg si perolehnya tidk terlepas dr jabatan ketum PBNU...Dan alm Gusdur keseringan pakai bajay at mikroleh ktika ke kantor PBNU (jarang dijumpai hari ini) ...Serta Kebiasaan beliau selalu berziarah kemakam2 para ulama jadi ga heran kalau makam alm gusdur hari selalu ramai dikunjungi utk mendoakannya....
Semoga kita bisa mentauladani alm Gus Dur


#‎Alfatihah‬
‪#‎rinduSosokGusDur‬


Sembilan Nilai Perjuangan Gus Dur
1. Ketauhidtan
2. Kemanusian
3. Keadilan
4. Kesetaraan
5. Pembebasan
6. Kesederhanaan
7. Persaudaraan
8. Kesatriaan
9. Kearifan Lokal

Saat lahir kau menangis dan mereka tersenyum melihatmu.
Saat mati mereke menagis melihatmu dan kau tersenyum dengan amalmu.


#‎RinduSosokGusdur‬
#TanpaHijrah


 MACAM-MACAM SETAN MENURUT GUS DUR

Melihat gejolak MKD - DPR yang menjadi trending topik, jadi teringat dgn Gus Dur.
Suatu hari, beliau bercerita :
“Setan itu ada macam-macam bentuknya. Ada setan dari bangsa Jin. Setan jenis ini ngusirnya cukup dibacakan ayat kursi, udah lari.
Ada juga setan bentuknya manusia yang nggak mempan kalau dibacakan ayat kursi. Setan jenis ini buat ngusirnya harus dilempar pake kursi, “ di sini kami sudah tertawa.
Beliau melanjutkan, “Ada satu jenis lagi setan yang aneh... “
“Apa itu Gus?” tanya salah satu dari kami
“ Lha itu setan yang di Senayan, kerjaannya rebutan kursi “ .. ahahaha


#‎rinduSosokGusdur‬

Karena GUS DUR, Gong Xi Fa Cai ada...‪#‎rindusosokgusdur‬ 


" Benamkan dirimu dlam bumi Kekosongan tanpa Pamrih"
,,, ( Gus Dur )
‪#‎RindusosokGusDur‬


GUS DUR & MATA ALLAH

TANPA didampingi siapa pun, Gus Dur dan aku bertemu di warung nasi depan kampusku. Pakaian batik dan sarung membungkus tubuhnya, peci yang miring serta kacamata tebalnya melengkapi kediriannya. Dialog yang bagiku aneh pun terjadi. Aneh karena perbincangan kami kesana kemari, tak jelas arahnya.

Gus Dur :
"Sebenar apa pun tingkahmu, sebaik apapun prilaku hidupmu, kebencian dari manusia itu pasti ada. Jadi jangan terlalu diambil pusing. Terus saja jalan.!"

Mughni :
"Iya, Gus. Tapi.."

Gus Dur :
"Bagaimana tidak repot, hidupmu terlalu banyak 'tapi'.!"

Mughni :
"Hehehehe.."

Gus Dur :
"Apa kamu kenal Wa Totoh? Maksud saya KH. Totoh Ghozali."

Mughni :
"Disebut kenal ya tidak, tapi saya sering mendengar ceramah-ceramahnya di Radio."

Gus Dur :
"Belajarlah kamu kepadanya, bagaimana memurnikan tauhid masyarakat. Dia menggunakan bahasa lokal sebagai senjatanya, memakai humor cerdas tanpa hina dan caci."

Mughni :
"Baik, Gus, kalau itu perintah Panjenengan."

Gus Dur :
"Ini bukan perintah, ini memang sesuatu yang seharusnya kamu lakukan sebagai Da'i."

Mughni :
"Laksanakan."

Gus Dur :
"Kamu suka menulis?"

Mughni :
"Tidak, Gus, tulisan saya buruk sekali. Saya coba menulis puisi atau cerita pendek, tapi benar-benar buruk hasilnya."

Gus Dur :
"Rupanya kamu belum pernah dilukai seorang wanita, makanya tulisan kamu tidak bagus."

Mughni :
"Lha, Panjenengan tau darimana kalau saya belum pernah dilukai wanita?"

Gus Dur :
"Ya itu tadi, karya sastramu buruk sekali."

Mughni :
"Hmmmmm.."

Gus Dur :
"Kamu pernah pesantren?"

Mughni :
"Pernah, Gus."

Gus Dur :
"Dimana?"

Mughni :
"Di Al-Falah sama di Al-Musaddadiyah."

Gus Dur :
"Rupanya kamu Santri Kyai Syahid sama Kyai Musaddad."

Mughni :
"Iya."

Gus Dur :
"Saya juga sering bersilaturahmi ke beliau-beliau itu. Mereka salah satu penjaga Islam Ahlussunnah wal Jama'ah."

Mughni :
"Ketika jadi Santri, saya nakal sekali. Saya merasa malu kepada beliau-beliau itu, Gus."

Gus Dur :
"Saya beritahu kamu, kebaikan seorang Santri tidak dilihat ketika dia berada di Pondok, melainkan setelah dia menjadi alumni. Kamu tinggal buktikan hari ini, bahwa kamu adalah santri yang baik."

Mughni :
"Terima kasih, Gus."

Gus Dur :
"Dunia tanpa pesantren, bagi saya adalah siksa. Bersyukurlah karena kamu pernah menjadi bagian di dalamnya."

Mughni :
"Iya, Gus."

Gus Dur :
"Kamu mau tau rahasia hidup saya dalam memandang segala sesuatunya?"

Mughni :
"Tentu, Gus, saya ingin tau rahasia panjenengan."

Gus Dur :
"Dalam memandang segala sesuatu, gunakanlah 'mata' Allah."

Mughni :
"Waduh. Bagaimana contohnya?"

Gus Dur :
 "Contohnya begini. Ketika saya didatangi banyak orang yang meminta perlindungan, apakah orang itu benar atau salah, saya terima semuanya dengan lapang dada. Karena apa? Saya selalu yakin, Allah lah yang menggerakan hati mereka untuk datang kepada saya. Jika saya tolak karena mereka bersalah, itu sama saja saya menolak kehendak Allah. Perlindungan saya kepada orang-orang yang disudutkan karena kesalahannya itu, bukanlah bentuk bahwa saya melindungi kesalahannya, tapi saya melindungi kemanusiaannya."

Mughni :
"Duh.."

Gus Dur :
 "Lebih jauhnya begini. Jika kamu membenci orang karena dia tidak bisa membaca al-Qur'an, berarti yang kamu pertuhankan itu bukan Allah, tapi al-Qur'an. Jika kamu memusuhi orang yang berbeda Agama dengan kamu, berarti yang kamu pertuhankan itu bukan Allah, tapi Agama. Jika kamu menjauhi orang yang melanggar moral, berarti yang kamu pertuhankan bukan Allah, tapi moral. Pertuhankanlah Allah, bukan yang lainnya. Dan pembuktian bahwa kamu mempertuhankan Allah, kamu harus menerima semua makhluk. Karena begitulah Allah."

Mughni :
"Ya Allah.."

(Haul Gus Dur yang ke-6)
..Dicuplik dari tausiyah Guru Niam Muiz



Tidak ada komentar:

Posting Komentar