Email

# Email Redaksi : parahyanganpost@yahoo.co.id, parahyanganpostv@gmail.com - Hotline : +62 852 1708 4656, +62 877 7616 1166

Jumat, 22 April 2011

WORLD BOOK DAY INDONESIA 2011 The Imaginative World: Creativity in Literacy


Jakarta Kota, Parahyangan Post - Perayaan World Book Day Indonesia (WBD) 2011 di Indonesia didasarkan pada Program Kerja Forum Indonesia Membaca (FIM) tahun 2009 – 2014. World Book Day dalam program internasionalnya memiliki tema yang berbeda setiap tahunnya dan tahun ini di Indonesia mengambil tema ‘The Imaginative World: Creativity in Literacy”.

“Kami berharap banyaknya inspirasi dan ide kreatif muncul dari perjalanan ke dunia imajinasi melalui membaca dan menulis.” ujar Dessy Sekar Chamdi, Festival Director WBD 2011 mengenai alasan tema WBD tahun ini.

Lebih lanjut Sekar menyatakan bahwa penyelenggaraan WBD 2011, sebagai sebuah perayaan atas buku, bertujuan membuka partisipasi seluas–luasnya kepada masyarakat ke dunia literasi, baik sebagai narasumber, fasilitator, pengisi acara maupun sebagai pengunjung festival ini. Kegiatan selama penyelenggaraan WBD 2011 ini ditujukan untuk meluaskan wacana di masyarakat akan pentingnya buku, budaya membaca dan menulis sehingga muncul kesadaran di masyarakat untuk menggunakan literasi sebagai media perubahan dalam kehidupannya serta mendorong tumbuh kembangnya kewirausahaan dan kemitraan antar komunitas dan Taman Bacaan Masyarakat (TBM).

“Pertemuan banyak komunitas dengan berbagai latar belakang seperti TBM, komunitas literasi, komik, film, musik, hobi, pecinta lingkungan, dan masih banyak lagi, akan menghilangkan sekat antar komunitas sehingga komunitas-komunitas tersebut dapat saling berbagi ide, keahlian dan inspirasi, yang nantinya dapat diterapkan di komunitasnya masing-masing serta memungkinkan tumbuh kembangnya kemitraan antar komunitas untuk menciptakan perubahan yang berarti di lingkungan masing-masing.” tambahnya.

World Book Day 2011 diselenggarakan pada 23 April – 17 Mei 2011 dengan rincian pelaksanaan sebagai berikut:

a. 23 – 24 April 2011 – Journey into the Imaginative World di Museum Mandiri

b. 13 – 15 Mei 2011 Creativity Partnerships di Museum Mandiri

c. 17 Mei 2011 – Peringatan Hari Buku Nasional

Seperti tahun-tahun sebelumnya, WBD kali ini didukung oleh lebih dari 60 Komunitas yang tidak hanya berasal dari Jakarta, melainkan juga dari Jawa Barat, DIY Yogyakarta dan Jawa Tengah. Komunitas-komunitas tersebut menjadikan WBD sebagai pusat kegiatan komunitas dimana para pegiat komunitas ini diberikan ruang untuk berekspresi sekaligus memperkenalkan kegiatan komunitas mereka pada 13-15 Mei 2011 di Museum Mandiri, Jakarta Kota.

FIM juga bekerja sama dengan komunitas Jirowes! dan berbagai komunitas lainnya yang menerapkan konsep Zero Waste (Minim Sampah). Sepanjang festival akan diterapkan pemilahan sampah mandiri oleh pengunjung, dan para relawan yang ada juga akan membantu pelaksanaan konsep Zero Waste ini, sehingga diharapkan konsep ini juga dapat diterapkan di berbagai taman bacaan masyarakat untuk dapat mempengaruhi perubahan prilaku gaya hidup sehat di lingkungan sekitarnya.

Bersamaan dengan acara WBD ini, dalam Peringatan Hari Buku Nasional pada 17 Mei 2011 juga akan diselenggarakan, yaitu Gerakan Hibah Buku Nasional. Gerakan yang kembali diusung Forum Indonesia Membaca (FIM) sejak 2010 ini telah mendapat perhatian dari banyak TBM di Indonesia yang kesulitan memperoleh akses terhadap bahan bacaan dalam jumlah memadai. Gerakan ini juga didukung oleh toko buku, Ikatan Penerbit Indonesia dan masyarakat luas.

Perayaan WBD adalah salah satu kegiatan besar yang rutin digelar FIM sejak 2006. Namun demikian, disadari bahwa perayaan WBD di Indonesia bukan hanya perayaan milik FIM semata. Ia menjadi milik siapa saja, yang merasa mencintai buku. FIM hanya mencoba memberikan inspirasi, model atau pola perayaan.

Selama enam kali perayaan WBD yang diselenggarakan oleh FIm, perkembangan dunia literasi pada lima tahun terakhir ini cukup menggembirakan. Banyak komunitas buku lahir. Dengan berbagai macam nama yang menunjukkan identitas kelokalannya. Dunia penerbitan juga tidak mau ketinggalan. Dalam satu tahun menyelenggarakan pameran buku lebih dari dua kali. Dan yang patut dicatat pula, kini TBM tumbuh di mana-mana. TBM hadir untuk mengatasi satu sebab kenapa minat baca masyarakat rendah, yaitu soal sulitnya mengakses buku. Meskipun, belum bisa dikatakan sebagai sukses besar, wujud desentralisasi perayaan literasi itu sudah nampak. WBD di Indonesia sudah dirayakan di beberapa daerah, antara lain yaitu di Bandung, Surabaya, dan Bojonegoro.

Atas dasar konstruksi berfikir di muka, maka FIM memutuskan diri: WBD 2011 menjadi WBD terakhir yang akan digelar. Harapannya, mulai 2012, WBD tidak lagi diselenggarakan di Jakarta (sentralisasi), tapi menyebar ke pelosok nusantara (desentralisasi). Dan yang tampil sebagai inisiator dan pegiat utama bukan lagi FIM, tapi komunitas literasi khususnya, serta stakeholder dan shareholder literasi di tiap-tiap daerah pada umumnya. Dengan begitu gerakan literasi di Indonesia akan kian tumbuh dan mekar.

Tentang World Book Day

World Book Day sendiri dicetuskan oleh UNESCO pada sebuah Konferensi Umum di Paris pada tahun 1995, dan tanggal 23 April sebagai World Book Day karena Festival Katalonia serta pada tanggal Shakespeare, Cervantes, Inca Garcilaso de la Vega dan Josep Pla meninggal dunia sedangkan Maurice Druon, Vladimir Nabokov, Manuel Mejía Vallejo and Halldór Laxness dilahirkan, (mereka ini adalah pengarang dunia yang cukup terkenal) . Walaupun pada kasus Shakespeare dan Cervantes ada sedikit perbedaan karena masing-masing meninggal dihitung dengan sistem kalender yang berbeda dimana pada masa itu Inggris masih mempergunakan sistem Kalender Julian sedangkan Katalonia mempergunakan sistem Kalender Gregorian.

Pada awalnya sebagai bagian dari perayaan Hari Saint George di wilayah Katalonia sejak abad pertengahan para pria memberikan mawar kepada kekasihnya. Namun sejak tahun 1923 para pedagang buku mempengaruhi tradisi ini untuk menghormati Miguel de Cervantes, seorang pengarang yang meninggal dunia pada tanggal 23 April sehingga sejak 1925 para perempuan memberikan sebuah buku sebagai pengganti mawar yang diterimanya. Pada masa itu lebih dari 400.000 buku terjual dan ditukarkan dengan 4 juta mawar.

Perayaan World Book Day di Indonesia mulai dilaksanakan pada tahun 2006 oleh Forum Indonesia Membaca. Pada awalnya, perayaan ini diilhami oleh mulai maraknya kegiatan-kegiatan literasi di Indonesia yang berupaya untuk meningkatkan budaya baca di kalangan masyarakat, banyaknya bermunculan perpustakaan-perpustakaan komunitas dengan beragam kegiatan. Forum Indonesia Membaca kemudian mengajak beragam komunitas yang sama-sama bertujuan meningkatkan aktivitas perbukuan dan mengembangkan literasi dalam bentuk perayaan yang mengadopsi sejumlah perayaan World Book Day di dunia dengan nama World Book Day Indonesia.

Tentang Indonesia Membaca!

Adalah gerakan berkelanjutan bersifat kultural edukatif yang berupaya memperbanyak akses informasi, memfasilitasi dan membuka ruang partisipasi seluas–luasnya kepada masyarakat dalam penguatan budaya baca. Sebagai upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dengan menguak kecintaan akan ilmu pengetahuan, seni dan nilai–nilai kemanusiaan, gerakan ini menyosialisasikan aktivitas literasi di tingkat lokal (local literacy) serta mendukung tumbuhnya perpustakaan–perpustakaan komunitas (community libraries).

Gerakan yang dimulai sejak tanggal 28 Oktober 1998 dengan basis kerelawanan berusaha mengembangkan kegiatan literasi melalui kampanye budaya baca dan tulis. Sehingga sebagai bagian dari masyarakat madani, kita berkewajiban untuk berpartisipasi aktif mengembangkan masyarakat yang lebih baik lagi dan memicu masyarakat untuk untuk menggali partisipasasi masyarakat dalam mengembangkan konsep literasi di lingkungan masing-masing. (rel/rat/pp)

2 komentar:

  1. Informasi lebih lanjut:
    Media Relations WBD Indonesia 2011
     Virginia Veryastuti HP 0816-110-9737
     Sekar HP 08568056192
     www.worldbookdayindonesia.org

    BalasHapus
  2. Menyatakan cinta dengan buku menurut saya memang lebih berarti dari pada menyatakannya dengan kata2 romantis dan sekuntum bunga yang tak lama kemudian pun segera layu.

    BalasHapus