Email

# Email Redaksi : parahyanganpost@yahoo.co.id, parahyanganpostv@gmail.com - Hotline : +62 852 1708 4656, +62 877 7616 1166

Rabu, 15 Juni 2011

Menteri Perdagangan Mari Pangestu menerima Rekomendasi dari "Kelompok Visi Indonesia-UE" untuk Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif


JAKARTA, (PP) - Menteri Perdagangan Indonesia Mari Elka Pangestu, Rabu (15/6) secara resmi menerima rekomendasi-rekomendasi dari Kelompok Visi Indonesia-Uni Eropa (UE), yang merekomendasikan dimulainya perundingan tentang Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif (Comprehensive Economic Partnership Agreement/ CEPA). Perjanjian tersebut harus memiliki tiga aspek, yaitu akses pasar (liberalisasi perdagangan dan investasi); pengembangan kapasitas dan fasilitasi perdagangan. Perjanjian tersebut juga harus bersifat ambisius, inovatif dan komprehensif yang mencakup bidang-bidang penting seperti jasa dan investasi, namun harus juga dikomunikasikan dengan baik kepada para pemangku kepentingan utama di Indonesia dan UE.

Yang paling penting, CEPA tersebut harus memihak pada kepentingan rakyat: membuka lebih banyak lapangan kerja yang berkualitas serta memberikan produk dan jasa yang lebih baik dengan harga yang lebih murah yang mendukung penguatan industri dan basis pertumbuhan yang berkesinambungan (hijau) di kedua pihak dan mendukung percepatan Indonesia untuk menjadi sebuah negara yang maju sepenuhnya.

Manfaat yang jelas dari CEPA adalah bahwa perjanjian ini dikembangkan berdasarkan sifat saling melengkapi dari kedua pihak (UE terutama mengekspor mesin dan merupakan sumber investasi yang berharga dan Indonesia menyediakan sumberdaya yang olahan seperti minyak sawit dan industry ringan).

Menteri Mari Pangestu mengatakan bahwa "CEPA akan memfasilitasi investasi-investasi baru ke Indonesia yang mendukung rencana induk pembangunan Indonesia serta menciptakan lapangan kerja dan alih teknologi serta memberikan sarana-sarana tambahan kepada Indonesia untuk dapat lebih sukses dalam memasuki pasar UE. Indonesia telah menikmati surplus perdagangan sebesar US$ 7,2 milyar dengan UE, sebuah jumlah yang akan semakin bertambah besar setelah adanya perjanjian tersebut. Oleh karena itu, perundingan harus dimulai segera setelah proses sosialisasi selesai dilaksanakan."

Kepala Delegasi UE Julian Wilson mengatakan bahwa "ini langkah kedepan yang baik dari suatu hubungan yang sudah kuat. Komisioner Perdagangan UE Bapak Karel De Gucht telah mengatakan bahwa laporan ini merupakan upaya maju yang ambisius, namun realistis, yang dapat menguntungkan hubungan perdagangan Indonesia dan UE. Saya hanya dapat menambahkan bahwa CEPA akan menciptakan lapangan kerja dan pertumbuhan ekonomi bagi kedua pihak".

Latar Belakang

Kelompok Visi yang didirikan pada bulan Desember 2009 oleh Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono dan Presiden Komisi Eropa, José Manuel Barroso terdiri dari para pelaku usaha, pejabat pemerintah, dan akademisi. Kelompok ini bertujuan untuk merevitalisasi hubungan antara Indonesia dan UE, untuk memperkuat pertumbuhan ekonomi, lapangan kerja dan pengentasan kemiskinan. Rekomendasi-rekomendasinya dibuat untuk menggali peluang-peluang dan meningkatkan potensi-potensi kemitraan ekonomi yang menyeluruh yang bertujuan untuk memajukan sektor-sektor utama melalui perdagangan dan investasi.

Salah satu langkah penting yang direkomendasikan oleh Kelompok Visi ini setelah penyelesaian laporannya adalah pelaksanaan konsultasi awal dengan para pemangku kepentingan untuk menghasilkan kepentingan dan dukungan bersama di antara pelaku usaha, pejabat pemerintah dan masyarakat madani di kedua pihak yang terkait dengan gagasan tentang CEPA Indonesia-UE.

UE memberikan dukungan pengembangan kapasitas untuk memperkuat iklim perdagangan dan investasi Indonesia. Secara keseluruhan, UE dan Negara-Negara Anggotanya telah memberikan lebih dari € 66 juta pada tahun 2009. Bantuan berikutnya – yang bernilai sekitar € 30 juta – saat ini sedang dalam tahap awal, termasuk program untuk mendukung organisasi-organisasi usaha Indonesia (ACTIVE), Trade Support Programme (TSP) II untuk mendukung pemerintah Indonesia dalam bidang infrastruktur kualitas ekspor dan Trade Cooperation Facility (TCF), sebuah mekanisme yang fleksibel untuk mendukung upaya untuk menarik investasi ke Indonesia.

Perdagangan barang bilateral antara UE-Indonesia berjumlah lebih dari € 20 milyar setiap tahun, di mana ekspor dari Indonesia ke UE hampir mencapai € 14 milyar dan menghasilkan surplus perdagangan sebesar € 7 milyar (sumber: Eurostat, 2010). Hal ini mencerminkan permintaan yang besar untuk produk-produk Indonesia di pasar UE. Semangat dari hubungan komersial ini juga dicerminkan oleh fakta bahwa lebih dari 700 perusahaan Eropa telah menginvestasikan lebih dari € 50 milyar di Indonesia, yang menciptakan lebih dari 500.000 lapangan kerja dalam industri-industri pertambahan nilai seperti farmasi, perbankan dan manufaktur. * (ratman/pp)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar