Email

# Email Redaksi : parahyanganpost@yahoo.co.id, parahyanganpostv@gmail.com - Hotline : +62 852 1708 4656, +62 877 7616 1166

Minggu, 27 Mei 2012

Greenpeace Ingatkan KFC, Agar Gunakan Kemasan Ramah Lingkungan

Jakarta,ParahyanganPost – Berdasarkan laporan Greenpeace (24/05) menunjukkan bahwa KFC menggunakan produk kemasan yang berasal dari hutan alam, dipasok oleh Asia Pulp and Paper (APP). Uji forensik di tiga pasar yaitu Inggris, Cina, dan Indonesia- membuktikan bahwa terdapat serat kayu alam pada sejumlah kemasan KFC, termasuk kemasan bucket ayamnya.

Laporan yang berjudul ‘Bagaimana KFC Terlibat Perusakan Hutan’, memperlihatkan kemasan KFC diproduksi menggunakan sumber kayu alam dari hutan Indonesia, rumah bagi spesies terancam punah termasuk diantaranya Harimau Sumatera. Di laporan ini juga menjelaskan bagaimana KFC maupun perusahaan induknya Yum! Brands tidak memiliki kebijakan yang mencegah produk dari deforestasi memasuki rantai pasokan mereka.

“KFC merupakan merk ternama yang tertangkap basah terlibat  perusakan hutan yang mendorong kepunahan satwa langka, seperti Harimau Sumatera. Pelanggan KFC di seluruh dunia pasti akan terkejut mengetahui bahwa kemasan makanan cepat saji ini berasal dari perusakan hutan”, kata Bustar Maitar, Kepala Jurukampanye Hutan Greenpeace Indonesia.

Di Louisville, Kentucky beberapa hari lalu, aktivis Greenpeace melakukan aksi menggantung banner bergambar Harimau Sumatera pada tiang utama di depan kantor pusat KFC, yang bertuliskan: “KFC Stop Merusak Rumahku.”  Bangunan tersebut, dikenal dengan nama “the White House” karena mirip dengan tempat tinggal Presiden Amerika Serikat. Para aktivis di Louisville menandai dimulainya kampanye global Greenpeace untuk membujuk KFC dan Yum! Brands agar berhenti terlibat perusakan hutan dalam melakukan operasinya.

Para peneliti Greenpeace menemukan adanya keterkaitan antara uji forensik dan penelitian rantai pasokan untuk menunjukkan bahwa beberapa kemasan KFC berasal dari hutan alam Indonesia. Beberapa kemasan mengandung lebih dari 50%  serat kayu alam.

Kemasan-kemasan tersebut berasal dari produk kertas APP, yang bersumber dari penggundulan hutan hujan dan baru-baru ini terbukti menggunakan kayu Ramin, spesies kayu yang dilindungi, yang terdapat di areal pabrik mereka di Sumatera.

“KFC harus berhenti membeli produk dari APP, perusahaan perusak hutan yang berulang kali terbukti menghancurkan hutan alam Indonesia untuk membuat kemasan sekali pakai. APP memperlakukan Indonesia tidak lebih dari sumberdaya sekali pakai, menghancurkan hutan hujan yang vital bagi masyarakat di sekitar hutan”, lanjut Bustar.

Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono telah berkomitmen untuk mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 41% pada tahun 2020. Indonesia merupakan salah satu negara penyumbang gas rumah kaca terbesar, yang terutama disebabkan oleh deforestasi. Agar Indonesia mampu meraih target pengurangan emisi ini, perusahaan seperti  APP harus dihentikan menghancurkan lahan gambut dan menebang hutan hujan. Minggu lalu, APP baru saja memberikan konfirmasi bahwa akan tetap menggunakan kayu dari penebangan hutan hujan hingga dua setengah tahun ke depan.
Greenpeace menyerukan kepada KFC, dan perusahaan induknya Yum! Brands untuk segera memutus kontrak dengan APP hingga mereka benar-benar berhenti merusak hutan hujan  dan KFC harus menerapkan kebijakan baru untuk menghindari rantai pasokan mereka dari deforestasi. Greenpeace telah meluncurkan kampanye online dengan menggunakan website parodi KFC. Website ini meminta kepada para pelanggan untuk ikut menyelamatkan hutan dan Harimau Sumatera yang terancam punah, dengan mengatakan kepada KFC untuk berhenti membeli kemasan yang bersumber dari perusakan hutan.(ratman/pp/rel)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar