Email

# Email Redaksi : parahyanganpost@yahoo.co.id, parahyanganpostv@gmail.com - Hotline : +62 852 1708 4656, +62 877 7616 1166

Selasa, 04 Agustus 2009

Sejarah Bogor

Kabupaten Bogor

Sejarah wilayah Bogor tidak bisa lepas dari masa pemerintahan Gubernur Jendral Baron van Imhoff (1743 – 1750). Menurut Salah Danasasmit (Sejarah Bogor, 1983), pada tahun 1744 van Imhoff meninjau Kampung Baru, sebuah wilayah bekas Kerajaan Pajajaran yang terletak di hulu Batavia (sekarang Jakarta-red). Ia merencanakan untuk membangun wilayah tersebut sebagai daerah pertnian dan tempat peristirahatan bagi Gubernur Jenderal. Setahun kemudian, van Imhoff memang kemudian menggabungkan 9 distrik, Cisarua, Pondok Gede, Ciawi, Ciomas, Cijeruk, Sindang Barang, Balubur, Dramaga dan Kampung Baru kedalam satu pemerintahan yang disebut Regentschap Kampung Baru Buitenzorg. Kesatuan inilan yang menjadi cikal bakal Kabupaten Bogor.
Di kawasan itu van Imhoff kemudin membangun sebuah Istana Gubernur jenderal. Sedangkan nama Buitenzorg, yang artinya ‘terlepas dari kesulitan’ menurut Danasasmita sebetulnya berasal dari sebuah nama bangunan sederhana, yang didirikan oleh van Imhoff dilokasi istana itu. Dalam perkembangan berikutnya, nama Buitenzoeg dipakai untuk menunjuk wilayah Puncak, Telaga Warna, Megamendung, Ciliwung, Muara Cihideung, Puncak Gunung Salak dan Puncak Gunung Gede, yang merupakan tempat ideal untuk beristirahat. Tidak diketahui secara pasti apakah nama Buitenzorg itu menjadi asal-usul dari nama Bogor.
Pada zaman pemerintahan Gubernur Jenderal Daendels (1808 – 1811) dn Thomas Stanford Raffles (1811 – 1816) istana Bogor itu diperbaiki. Raffles bahkan kemudian mempercantiknya dengan taman dan kawanan rusanya, serta sebuah Kebun Raya seluas 85 hektar. Raffles pulalah yang kemudian menulis The History of Java, yang bahan-bahnnya dikumpulkannya sendiri ketika ia berkunjung ke berbagai tempat bersejrah di Sumatera, Jawa, Bali dan beberapa pulau di Indonesia. Konon, seperti diungkapkan oleh sahabatnya, Kapten Thomas Otho Travers, Raffles menulis buku tersebut di wilayah sejuk Cisarua.
Hawa sejuk di Kabupaten Bogor memang merupakan andalan bagi industri pariwisata wilayah itu. Dengan luas 2.371,21 kilometer persegi dan memiliki 35 kecamatan (berdasarkan data tahun 2005), Kabupaten Bogor memang menjadi daerah hinterland (pinggiran) bagi Jakarta. Wilayah kabupten itu meskipun hanya 28 persen merupakan dataran tinggi menjadi daerah penyangga banjir bagi Ibukota Jakarta.
Potensi wisata Kabupaten Bogor memang sangat besar. Ada sembilan lokasi unggulan yang menjadi andalan pemda kabupaten yaitu Telaga Warna (Kecamatan Megamendung), Prasasti Ciaruteun (Kecamatan Cibungbulang), Goa Gudawang (Kecamatan Cigudeg), perkemahan di kawasan Gunung Salak (Kecamatan Cibungbulang), Taman Safari Indonesia (Kecamatan Cisarua), PT.Perkebunan Nusantara XII Gunung Mas (Kecamatan Cisarua), rumah makan di sepanjang jalan raya Puncak (Kecamatan Cisarua),air panas Ciseeng (Kecamatan Parung), dan Taman Rekreasi Lido (Kecematan Cijeruk, skrg Cigombong-red)
Dengan latar belakang pemandangan alam yang indah, terutama kebun teh, gunung, atau hutan pinus dan dukungn fasilitas penginapan yang baik, arus wisatawan ke wilayah itu seakan tidak pernah berhenti. Tidak mengherankan kalau data statistik menunjukan bahwa sebagaian besar penginapan di kabupaten itu terkonsentrasi di daerah kawasan wisata. Di Kecamatan Cisarua, misalnya, hingga tahun 1998, dari total 14 hotel berbintang di Kabupaten Bogor, tujuh diantaranya berlokasi di kecamatan itu. Sementara, dari total 109 hotel non bintang, Cisarua memiliki 40 buah. Selain hotel-hotel tersebut, kecamatan ini jug memiliki sekitar 25 fasilitas akomodasi dengan 613 kamar.
Kabupaten Bogor memang dikenal sebgai kawasan wisata. Namun, wisata bukanlah penyumbang utama dari kegiatanekonomi di daerah ini. Lebih dari empat puluh persen kegiatan ekonomi kabupten berpenduduk 3,4 juta jiwa ini ditopang oleh sektor industri pengolahan nonmigas, yang pada tahun 1999 menyumbang Rp.5,5 triliyun. Sementara dari sektor pertanian, kabupaten yang di dalam wilayahnya terdapat Kota Depok dan Kota Bogor ini, menggantungkan hidupnya dari tanaman bahan makanan dan peternakan. * (rt/dari berbagi sumber)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar